REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding melepas 55 mahasiswa Binawan University untuk menempuh pendidikan selama sembilan bulan di FH Campus Wien, Austria. Mereka merupakan peserta program International Nurse Development Program Scholarship.
"Saya apresiasi dan terima kasih atas Binawan Grup membangun model penempatan PMI yang dibangun atas kualitas skill yang baik," kata Karding di Kampus Binawan, Jakarta Timur, Rabu (30/4/2025).
Karding mengapresiasi calon PMI yang memiliki keterampilan sebagai perawat untuk bekerja di Wina, Austria. Menurut dia, para perawat yang sudah menjalani pendidikan enam bulan di Binawan University, akan melanjutkan pendidikan bahasa di Wina agar nanti siap bekerja sesuai permintaan pemerintah Austria.
Menurut Karding, Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian P2MI karena ingin membenahi dari hulu ke hilir masalah pengiriman PMI ke negara tujuan. Dengan begitu, sambung dia, PMI yang dikirim semakin hari meningkat kualitasnya, keterampilannya, dan kemampuannya.
Sehingga, ke depannya penempatan PMI berdampak signifikan bagi perekonomian Indonesia, mengurangi pengangguran, dan perbaikan ekonomi keluarga. Pasalnya, pengiriman devisa dari PMI menjadi nomor dua pendapatan negara setelah migas.
"Dengan gaji Rp 40 juta-Rp 50 juta, kira-kira living cost Rp 10 juta-Rp15 juta, paling masih ada sekitar Rp 25 juta. Beli make up Rp 5 juta, masih ada Rp 20 juta, kirim ke orang tua Rp 5 juta, sudah gede banget. Itu artinya masih punya uang Rp 15 juta untuk diinvestasikan, sepulang dari sana, uang banyak, ilmu dapat, dan pengalaman dapat," ucap Karding.