REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit TNI AL tak hanya menjadi sumber daya yang menghabisi musuh. Tak selamanya menggunakan alat utama sistem persenjataan sehingga terkesan sangar dan menakutkan. Mereka juga memiliki empati, peduli terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
Bukti kepedulian itu dibuktikan oleh banyak prajurit yang bersusah payah menyelamatkan nyawa orang lain. Contohnya, Prajurit Lantamal VI Makassar berhasil menyelamatkan nyawa penumpang kapal Pelni di area Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan saat sedang mengalami perdarahan hebat.
Kepala Rumah Sakit AL (Karumkital) Jala Ammari Lantamal VI Letkol Laut (K) dr Suhadi di Makassar, Rabu, mengatakan korban Yosefina Kigo (37), berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sedang hamil dan mengalami perdarahan hebat saat dibawa anggota ke rumah sakit.
"Korban Yosefina itu melakukan pelayaran dan saat sandar di dermaga Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar saat transit sedang mengalami pendarahan dan anggota menerima laporan langsung mengevakuasi ke rumah sakit," ujarnya.
Berdasarkan keterangan korban kepada pihaknya, Yosefina awalnya melakukan perjalanan dari Maumere (NTT) dengan tujuan Jayapura (Papua) dan transit di Makassar.
Korban yang sedang hamil tujuh bulan tersebut, berniat buang air di kamar mandi, namun terjadi perdarahan hebat, sehingga petugas kapal berkoordinasi dengan pihak pelabuhan serta TNI AL untuk melakukan pengamanan.
"Jadi korban ini hanya ditemani oleh anaknya, Alfin (8) dan saat kejadian itu anggota evakuasi bersama anaknya. Kita pun telah berupaya maksimal hingga melakukan tindakan operasi dan berhasil menyelamatkan ibu dan anaknya," katanya.
Suhadi menyatakan anak korban yang telah lahir prematur hanya bertahan beberapa jam setelah operasi dan dirawat di ruang inkubator oleh tim medis dan bidang rumah sakit.