Ahad 20 Apr 2025 16:08 WIB

ICW Soroti Emansipasi dan Peningkatan Peran Perempuan Indonesia

Catatan RA Kartini telah menginspirasi banyak perempuan.

Wakil Ketua Dewan Perempuan Internasional (International Council of Women/ICW) Giwo Rubianto.
Foto: Kowani
Wakil Ketua Dewan Perempuan Internasional (International Council of Women/ICW) Giwo Rubianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perempuan Internasional (International Council of Women/ICW) menyoroti emansipasi dan peningkatan peran perempuan Indonesia menjelang Hari Kartini, yang diperingati setiap tanggal 21 April. Wakil Ketua ICW Giwo Rubianto Wiyogo menyampaikan pemikiran-pemikiran Raden Ajeng (RA) Kartini yang dituangkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang fokus pada upaya untuk mewujudkan emansipasi dan kesetaraan bagi perempuan.

"Hari ini, semangat Habis Gelap Terbitlah Terang telah terwujud dalam banyak bentuk. Perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam berbagai profesi dan bidang ilmu," kata Giwo dalam keterangan persnya, Ahad (20/4/2025).

Baca Juga

Dia mengemukakan, catatan-catatan RA Kartini telah menginspirasi banyak perempuan untuk mengembangkan potensi dan meraih prestasi di berbagai bidang. Sebagai gambaran, Giwo mengutip statistik tahun 2024 yang menunjukkan bahwa perempuan di Sulawesi Utara rata-rata menempuh pendidikan selama 9,85 tahun, lebih lama dibandingkan laki-laki (9,7 tahun). Di wilayah Sumatra Barat, perempuan rata-rata menempuh pendidikan selama 9,3 tahun atau lebih lama dibandingkan dengan laki-laki (9,2 tahun).

Selain itu, menurut data pemerintah sekitar 70 persen dari seluruh guru di Indonesia adalah perempuan. Artinya perempuan berperan besar dalam mendidik dan membangun karakter generasi penerus bangsa.

Giwo mengemukakan bahwa peran perempuan di bidang ekonomi juga sudah meningkat signifikan. Tidak sedikit perempuan yang sukses memimpin dan mengembangkan usaha ekonomi.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menunjukkan bahwa sekitar 64 juta dari total 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia merupakan usaha mikro, dan sekitar 60 persen di antaranya dikelola oleh perempuan. "Ini menunjukkan betapa perempuan menjadi tulang punggung perekonomian," kata Giwo, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera.

Namun, Giwo mengatakan bahwa perjuangan untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan belum selesai. Karena, sampai sekarang masih ada perempuan yang menghadapi diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan.

Masih ada pula perempuan yang belum bisa mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar yang lain. Giwo menyemangati para perempuan untuk terus berjuang menghadapi hambatan dan tantangan. "Jadilah perempuan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengeksekusi, tidak hanya bertanya, tetapi juga menjawab tantangan zaman," katanya.

"Perempuan Indonesia harus terus berjalan, menembus batas-batas lama, dan menciptakan ruang-ruang baru yang setara, inklusif, dan penuh harapan," katanya lagi.

Ia menyampaikan pula selain RA Kartini, Indonesia mempunyai total 16 perempuan pahlawan nasional yang perjuangannya menginspirasi banyak orang. Perempuan pahlawan yang dimaksud meliputi Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Nyi Ageng Serang, Rasuna Said, Maria Walanda Maramis, Fatmawati, Roehana Koeddoes, Malahayati, Opu Daeng Risaju, Andi Depu, Ratu Kalinyamat, Siti Hartinah, dan Siti Walidah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement