REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ujian tulis berbasis komputer seleksi nasional berdasarkan tes (UTBK-SNBT) tahun 2025 akan digelar mulai 23 April hingga 3 Mei. Menjelang pelaksanaan ujian tersebut, banyak siswa kelas XII SMA mengalami tekanan mental yang cukup tinggi.
Merespon hal ini, psikiater sekaligus dosen di IPB University, dr Riati Sri Hartini, mengungkapkan bahwa tantangan psikologis yang dihadapi siswa menjelang ujian ini cukup kompleks dan perlu menjadi perhatian orang tua.
“Yang paling sering dialami siswa adalah stres dan kecemasan, rasa kurang percaya diri, serta tekanan untuk berhasil,” kata Riati dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/4/2025).
Riati menjelaskan, stres dan kecemasan bisa bersumber dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal, siswa biasanya diliputi rasa takut menghadapi soal yang sulit, kekhawatiran tidak mampu menjawab, dan cemas terhadap hasil ujian.
“Ketakutan ini bisa mengganggu kognitif siswa. Akibatnya mereka sulit berkonsentrasi dan performa saat ujian bisa terganggu,” kata Riati.
Sementara dari faktor eksternal, siswa kerap tertekan oleh padatnya jadwal belajar di kelas akhir dan banyaknya kegiatan akademik tambahan. “Mulai dari kelas tiga, ritme belajar berubah drastis. Jadwal makin padat dan tekanan untuk sukses dari sekolah maupun keluarga makin terasa. Ini bisa menyebabkan kejenuhan bahkan burnout,” jelas dia.
Agar tetap tenang menjelang ujian, ia menyarankan beberapa langkah konkret seperti teknik relaksasi napas. Selain itu, para calon peserta ujian juga bisa melakukan meditasi dan penyadaran emosi.
“Menarik napas dengan tenang bisa meningkatkan oksigenasi otak yang membantu fokus dan ketenangan. Meditasi pun bisa membantu melatih konsentrasi,” kata dia.
Selain itu, siswa juga perlu belajar mengenali dan melepaskan emosinya. Bisa melalui journaling, self-talk, atau menyalurkan emosi ke aktivitas positif seperti olahraga dan melakukan hobi. Dengan beberapa cara tersebut, siswa diyakini bisa lebih siap menghadapi situasi yang menantang.