REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bertemu Gubernur tidaklah mudah. Pasti harus menyesuaikan diri dengan kesibukan si pejabat untuk bisa bertatap muka. Hal tersebut dialami warga Sukabumi Dudy Syahprialdi. Dia rela menunggu berjam-jam untuk mengadukan kasus perundungan anak yang dialami buah cintanya.
Dudy mengambil langkah berani datang langsung ke Gedung Pakuan Kota Bandung demi bisa bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi guna melaporkan perundungan hingga kekerasan fisik yang dialami anaknya.
"Betul, saya datang langsung ke Bandung, untuk ketemu KDM (Kang Dedi Mulyadi) untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya," kata Dudy di Gedung Pakuan Bandung, Sabtu malam.
Ia menyebut sebelum datang ke kota Bandung, dirinya terlebih dahulu pergi ke rumah pribadi KDM di lembur Pakuan, Kabupaten Subang. Akan tetapi, saat sampai sana dirinya di arahkan untuk ke Bandung. Karena Gubernur Jawa Barat itu menggelar acara di kota Bandung.
"Saya sebenarnya sempat ke lembur Pakuan, tapi di sana diarahkan ke sini. Jadi tadi jam 7 pagi sudah sampai Bandung," ucap Dudy.
Setelah berada berjam-jam di Gedung Pakuan, dirinya langsung bertemu dengan gubernur pada malam hari dan menceritakan soal perundungan yang diterima oleh anaknya selama ini.
Dirinya kemudian diminta langsung oleh orang nomor satu itu, untuk segera memberikan bukti-bukti soal perundungan kepada anaknya kepada tim Gubernur Jabar.
Langkah ini diambil oleh Dudy karena kasus yang menimpa anaknya berinisial N dan baru diketahuinya pada 2023, karena dia merasa penyelesaian di tingkat lokal baik oleh sekolah SD Katolik YB maupun pemerintah Kota Sukabumi, belum membuahkan hasil yang memuaskan dan cenderung mendapatkan hambatan.
Ia merasa tidak menemukan titik terang, setelah melakukan laporan UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) Kota Sukabumi, hingga kepada Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, sehingga ia nekat untuk melaporkan kejadian iru langsung ke KDM.