REPUBLIKA.CO.ID, PANTIN -- Pelapor Khusus PBB untuk urusan Palestina Francesca Albanese memperingatkan akan berlanjutnya brutal Israel terhadap rakyat Palestina dan juga negara lain. Aksi ini akan terus berlanjut jika tidak ada tindakan nyata dari komunitas internasional. Israel, kata dia, juga akan memperluas wilayah jajahannya ke negara lain di Timur Tengah.
Ia menegaskan, tak banyak waktu tersisa untuk menyelamatkan rakyat Palestina. Hal itu disampaikan Albanese dalam sebuah acara dua hari tentang Palestina di Pantin, pinggiran kota Paris, pada 5–6 April lalu.
Albanese mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa Israel tidak pernah benar-benar menghormati gencatan senjata sejak dimulai pada Januari.
“Israel tidak berniat menghentikan aksinya karena sejumlah alasan,” ujar Albanese. “(Pemimpin otoritas Israel Benjamin) Netanyahu akan menjadi target proses hukum jika ia menghentikan perang terhadap Palestina.”
“Barangkali Anda memperhatikan bahwa Netanyahu dijadwalkan hadir di pengadilan sehari setelah ia memerintahkan serangan baru ke Gaza. Jadi, pertanyaannya: apakah itu berkaitan? Mungkin saja,” tambahnya.
Albanese juga mengungkapkan Netanyahu menghadapi tekanan hukum baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun, ia menyatakan pesimismenya terhadap proses hukum yang adil, baik dari sistem peradilan nasional Israel maupun pengadilan internasional.
“Saya kira saya tak lagi memiliki harapan pada keadilan, baik di tingkat nasional Israel maupun internasional. Semua tampak justru semakin siap menggelar karpet merah untuknya,” ujarnya.
Albanese menyebut para pemukim ideologis di pemerintahan Israel berambisi untuk mencaplok Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
“Mereka memanfaatkan momen bersejarah ini — lemahnya Eropa dan agresivitas Amerika Serikat — sebagai peluang untuk memperluas penaklukan, bukan hanya di Palestina, tetapi juga di kawasan Timur Tengah,” jelasnya.
“Serangan juga masih berlangsung terhadap Lebanon dan Suriah. Akan naif jika mengira Israel akan berhenti di sini.”
Ia juga menanggapi upaya kelompok pro-Israel yang ingin mengakhiri mandatnya sebagai pelapor khusus PBB. “Itu pekerjaan mereka. Mereka dibayar untuk itu,” ujarnya tegas.