REPUBLIKA.CO.ID, KARACI -- Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, pada Rabu (9/4/2025) menyatakan prihatin atas sikap diam kekuatan-kekuatan global terhadap perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Sharif mengecam gelombang serangan bom terbaru di wilayah yang terkepung itu, sekaligus menegaskan kembali dukungan penuh Pakistan terhadap perjuangan rakyat Palestina yang dinilainya sebagai perjuangan yang “adil.”
Ia juga mengumumkan rencana untuk menyuarakan kecaman terhadap kekejaman Israel di “setiap forum internasional” tanpa terkecuali. Pernyataan tersebut disampaikan Sharif saat menerima kunjungan delegasi Jamat-e-Islami (JI), partai politik berbasis agama yang berpengaruh di Pakistan, di Kantor Perdana Menteri, menurut keterangan resmi pemerintah.
Ketua JI, Hafiz Naeem-ur-Rahman, telah mengumumkan aksi protes nasional menentang agresi Israel, termasuk rencana "Gaza Million March" di kota pelabuhan Karachi serta unjuk rasa di sekitar konsulat AS di berbagai wilayah pada 13 April mendatang.
Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran di Gaza sejak 18 Maret, yang telah menewaskan hampir 1.400 orang dan melukai lebih dari 3.600 lainnya. Serangan itu juga menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah ditandatangani pada Januari lalu.
Pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu menyatakan akan meningkatkan serangan ke Gaza. Hal ini sejalan dengan upaya implementasi rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari wilayah tersebut.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.800 warga Palestina – sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak – telah tewas akibat gempuran brutal Israel di Jalur Gaza.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga sedang menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang dilancarkannya di wilayah Gaza.