Senin 31 Mar 2025 07:18 WIB

Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat Jadi 1.700

Pada Sabtu lalu Myanmar mengkremasi lebih dari 300 jenazah.

Pemuka agama Budda berjalan dengan latar bangunan yang runtuh setelah gempa kuat di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (29/3/2025).
Foto: AP Photo/Aung Shine Oo
Pemuka agama Budda berjalan dengan latar bangunan yang runtuh setelah gempa kuat di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (29/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) telah meningkat menjadi 1.700, kata pihak berwenang.

Jumlah korban luka mencapai 3.400, sementara 300 orang masih hilang, kata Dewan Administrasi Negara Myanmar pada Ahad (30/3/2025) lalu.

Krematorium di Mandalay, kota yang paling parah dilanda bencana, berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah korban tewas.

Pemakaman besar, termasuk Kyanikan, Taung-Inn dan Myauk-Inn, kewalahan dengan jenazah yang menumpuk saat keluarga berusaha mengkremasi jenazah kerabat mereka, lapor Myanmar Now.

"Kemarin (Sabtu), kami mengkremasi lebih dari 300 jenazah. Pagi ini (Ahad), lebih dari 200 telah diproses," kantor berita independen itu mengutip seorang warga yang tidak disebutkan namanya di lokasi kremasi.

Dilansir laman Anadolu, gempa bumi kuat itu terjadi dengan episentrum di wilayah Sagain, Myanmar.

Guncangan pertama diikuti oleh gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter 12 menit kemudian, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

Bantuan pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia akan mengirimkan tim bantuan untuk korban gempa menyusul bencana gempa bumi yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025).

"Besok sore (31/3/2025) akan mulai ada tim yang berangkat, Selasa (1/4/2025) pagi akan ada tim lagi yang berangkat, kemudian logistik yang lain juga akan segera disusulkan. Jadi, kita bersama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, BNPB, TNI, Polri, Baznas, dan lembaga-lembaga lain sudah mengonsolidasikan bantuan untuk saudara-saudara kita di Myanmar," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno usai menghadiri Gema Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal di Jakarta, Ahad.

Ia menyebutkan logistik akan dikirimkan secara bertahap, namun saat ini pemerintah mengupayakan pengiriman kebutuhan-kebutuhan yang paling mendesak terlebih dahulu, yakni tempat perlindungan atau selter, obat-obatan, dan tenaga medis.

"Yang jelas kan ada emergency (kegawatdaruratan) yang harus segera berangkat, terutama tim penyelamatan Badan SAR Nasional. Jadi, logistiknya yang dikirim bertahap, pada rapat tingkat Menteri Luar Negeri Asia Tenggara, juga sudah menegaskan tentang kebutuhan yang paling mendesak adalah selter dan obat-obatan, juga tenaga medis," ujar dia.

Selain mengirimkan tim, katanya, pemerintah Indonesia juga akan membantu untuk merekonstruksi tempat tinggal.

Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) menyatakan bantuan yang akan dikirimkan untuk korban bencana gempa bumi di Myanmar dan Thailand meliputi pengiriman tenaga SAR, tenaga medis darurat untuk memberikan pertolongan pertama, serta bantuan logistik senilai satu juta dolar AS (sekitar Rp16,5 miliar).

Bantuan logistik terdiri atas obat-obatan, makanan, tempat penampungan sementara, dan penyuling air bersih.

Presiden Indonesia Prabowo Subianto melalui pesan di X pada Jumat juga menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Myanmar dan Thailand atas bencana alam tersebut.

Presiden juga memastikan kesiapan pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk pemulihan kawasan yang terdampak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement