REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barisan Aksi Resistensi Al-Aqsa (BARQ) – Meskipun bukan keyakinan agama, tapi hampir menjadi keyakinan politik-dunia, bahwa Zionis-Israel tidak akan berhenti menjajah, merampas-paksa tanah-air Palestina, kendati tak sepotong ayat yang bisa membenarkan secara hukum internasional, apalagi untuk melakukan kekejian-kemanusiaan, dengan atau sekedar menginjak-injak hak asasi manusia.
Sikap politik Israel, seperti yang terlihat hingga hari ini, tak-bergeming, padahal hampir setiap hari kutukan masyarakat dunia mengecam kebijakan politik Israel.
Lebih dari itu, Amerika membuat skenario lebih-tragis, berencana akan mengungsikan (pengusiran-red) warga Palestina ke luar wilayah Palestina, seperti ke Mesir dan Yordania. Bukankah ini adalah proyek genosida terhadap rakyat Palestina?
Perjuangan pembelaaan terhadap Palestina dengan segala bentuknya, tak boleh-kendur, apalagi terhenti, karena tekanan dari manapun, apalagi sekedar ocehan dari pihak yang tidak-kurang memahami masalah Al-Aqsa dan Palestina.
Perlawanan terhadap kezaliman dan ketidak-adilan yang dilakukan Zionis-Israil secara kasat mata, dari waktu ke waktu, harus makin kuat dan besar dari masyarakat dunia dan umat Islam. Bukankah menghapuskan penjajahan di muka bumi adalah amanat UUD 45; inilah spirit besar perjuangan bangsa Indonesia.
Dengan semua gimik-gimik yang dilakukan Amerika Sekikat terhadap situasi politik dan keamanan di Palestina – dan berbagai akibat, menyangkut nasib masa depan Palestina, Al-Quds selalu dibuat bulan-bulanan: beberapa bulan terakhir ini misalnya, rezim Zionis secara terang-terangan memperlihatkan arogansi-nya, tidak hanya mengejar target-target militer, bersenjata, tetapi juga menganggap warga sipil sebagai target sah.