Senin 24 Mar 2025 19:49 WIB

Hutama Karya Perkirakan Pengerjaan Flyover Sitinjau Lauik Rampung 2,5 Tahun

Proyek Sitinjau Lauik ini bernilai Rp 2,793 triliun.

Foto udara kendaraan mengantre saat pembersihan material longsor di ruas jalan kawasan Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Kamis (1/9/2022).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Foto udara kendaraan mengantre saat pembersihan material longsor di ruas jalan kawasan Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Kamis (1/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya (HK) Adjib Al Hakim memperkirakan pengerjaan Flyover atau jalan layang Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dengan Solok, Provinsi Sumatera Barat rampung dalam kurun waktu 2,5 tahun. Proyek ini bernilai Rp 2,793 triliun.

"Proyek bernilai Rp 2,793 triliun ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 2,5 tahun masa konstruksi, dan 10 tahun masa operasi," kata EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim di Padang, Senin (24/3/2025).

Baca Juga

Proyek ini melibatkan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (PT HPSL) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang dibentuk oleh konsorsium antara Hutama Karya dengan peran sebesar 55 persen dan Hutama Karya Infrastruktur 45 persen.

Adapun pekerjaannya meliputi perencanaan teknis, pembangunan jalan dan jembatan (flyover) sepanjang 2,774 kilometer serta preservasi selama masa operasional.

Setelah selesai, proyek Flyover Sitinjau Lauik diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat signifikan bagi masyarakat Sumatera Barat terutama dari segi konektivitas antarwilayah, mempercepat mobilitas penduduk, dan memudahkan akses ke fasilitas umum.

"Dan tentu saja Flyover Sitinjau Lauik ini diharapkan mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalur Padang-Solok yang terkenal ekstrem," ujar dia.

Selain itu, jalan layang tersebut akan membuka akses lebih luas ke destinasi wisata unggulan di Ranah Minang seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau. Harapannya pembangunan infrastruktur itu meningkatkan potensi pariwisata, memperlancar distribusi barang dan logistik.

"Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan menurunkan biaya logistik, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal," ujar Adjib.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum, Kementerian Pekerjaan Umum Rachman Arief Dienaputra mengatakan, proyek Sitinjau Lauik dibangun dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU.

"Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di tikungan Panorama I Sitinjau Lauik yang rawan kecelakaan," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement