REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, menyediakan fasilitas penginapan bagi para pemudik yang mengalami penundaan atau keterlambatan keberangkatan. Langkah ini diambil sebagai bentuk pelayanan dan kepedulian terhadap kenyamanan para pemudik, terutama pada musim mudik Lebaran yang seringkali mengalami lonjakan penumpang dan potensi keterlambatan.
"Penginapan yang memang kita khususkan kepada penumpang yang memang jam keberangkatannya tertunda ataupun ditunda, bisa menginap di penginapan yang ada di Terminal Pulo Gebang," ujar Pengawas Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang Mujib Tambrin di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Mujib mengatakan fasilitas itu sebetulnya sudah tersedia sejak lima tahun lalu. Namun belum banyak pemudik yang tahu soal layanan penginapan tersebut.
Di penginapan berbentuk bilik itu, tersedia kasur dan toilet. Penumpang hanya cukup merogoh kocek Rp15 ribu untuk satu harinya. Fasilitas ini hanya disiapkan bagi penumpang bertiket.
"Jadi kalau misalkan dia keberangkatannya pagi, terus ada penundaan besok ataupun sorenya, mereka bisa istirahat dulu di penginapan yang kita sediakan," ujar Mujib.
Penginapan tersebut ada di dua area yakni Area A (pemberangkatan) dan Area C (kedatangan). Area A memiliki kapasitas 17 tempat tidur, sementara di Area C berkapasitas 11 tempat tidur.
Menurut Mujib, para penumpang yang ingin menggunakan fasilitas tersebut dapat langsung menghubungi petugas di Terminal Pulo Gebang. "Langsung ke pengelola. Pasti nanti kami layani, kalau pun masih ada ruang yang kosong," kata dia.
Sebelumnya Pengelola Terminal Pulo Gebang melaporkan pemudik yang berangkat ke kampung halamannya melalui terminal tersebut berangsur meningkat pada hari pertama Operasi Ketupat 2025, Senin (24/3/2025). Kenaikan penumpang ini berangsur sejak Jumat, meski tidak signifikan. Hingga pukul 13.00 WIB saja sudah ada 1.111 pemudik yang berangkat ke berbagai wilayah.
Jika hari biasa rata-rata penumpang yang berangkat dari terminal ini sekitar 1.500 orang dengan menggunakan 300 bus AKAP. Sementara pada Sabtu, penumpang sekitar 2.500 orang per 24 jam. Pengelola memprediksi puncak arus mudik di terminal tersebut berlangsung mulai Kamis 27 Maret 2025.