Senin 24 Mar 2025 11:20 WIB

Laporan: Yordania Tawakan Pengasihan 3.000 Anggota Hamas di Gaza untuk Akhiri Perang

Pengasingan tersebut bertujuan untuk mengakhiri kekuatan Hamas di Jalur Gaza.

Tahanan Palestina disambut setelah dibebaskan dari penjara Israel menyusul perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 27 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Tahanan Palestina disambut setelah dibebaskan dari penjara Israel menyusul perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 27 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Yordania mengusulkan rencana untuk mengasingkan 3.000 anggota Hamas dan sayap militernya dari Jalur Gaza dalam upaya untuk mengakhiri perang. Demikian dilaporkan Middle East Eye. 

Menurut sumber-sumber Amerika dan Palestina yang diberi pengarahan tentang usulan Yordania, mereka yang akan diasingkan akan mencakup para pemimpin militer dan sipil serta anggota Hamas.

Baca Juga

Rencana tersebut juga menyerukan pelucutan senjata Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya di Gaza menurut jadwal yang telah ditetapkan.  Hal ini akan mengakhiri kekuasaan Hamas di jalur yang dilanda perang tersebut dan memungkinkan Otoritas Palestina (PA) untuk mengambil alih kendali.

MEE menghubungi kementerian luar negeri Yordania tetapi tidak menerima tanggapan hingga saat berita ini diterbitkan.

Usulan tersebut muncul saat Israel meningkatkan pengeboman di Gaza, hanya beberapa hari setelah melanggar gencatan senjata yang ditandatanganinya dengan Hamas awal tahun ini.

Pada 18 Maret, jet tempur Israel melancarkan puluhan serangan udara di Gaza saat orang-orang bangun untuk makan sahur selama bulan Ramadan. Serangan itu  membunuh 400 warga sipil, termasuk hampir 200 anak-anak.

Sejak itu, serangan Israel yang terus-menerus di jalur tersebut telah membuat sedikitnya 300 warga Palestina meninggal dunia.

Secara keseluruhan, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 50.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, termasuk hampir 18.000 anak-anak. Demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement