Sabtu 22 Mar 2025 17:00 WIB

Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Kecam Serangan Israel ke Gaza

Aksi damai ini digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Massa aksi dari berbagai elemen organisasi dan agama berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Jumat (21/3) pukul 15.30 WIB.
Foto: Dok Republika
Massa aksi dari berbagai elemen organisasi dan agama berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Jumat (21/3) pukul 15.30 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa aksi dari berbagai elemen organisasi dan agama berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Jumat (21/3) pukul 15.30 WIB. Aksi damai ini digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, menuntut Israel menghentikan serangan yang telah menelan banyak korban jiwa. Gerakan ini juga sejalan dengan sejumlah ormas Islam yang menyerukan boikot produk terafiliasi Israel.

Massa membawa berbagai atribut, termasuk bendera Palestina dan spanduk dukungan, sebagai bukti bahwa rakyat Indonesia terus berdiri bersama Palestina. Sebuah panggung utama disediakan untuk orasi dari berbagai perwakilan. Dalam orasi mereka, para tokoh menyuarakan kecaman terhadap Israel yang dianggap mengkhianati kesepakatan gencatan senjata serta tidak menghormati bulan suci Ramadhan dengan terus melancarkan serangan.

Baca Juga

Menurut laporan terbaru, serangan Israel sejak Selasa (18/3/2025) telah menyebabkan hampir 700 korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Situasi ini memicu kemarahan masyarakat global, termasuk Indonesia.

Sementara itu, beberapa hari lalu, Presiden RI Prabowo Subianto menerima utusan khusus dari Presiden Palestina yang menyampaikan surat terkait kondisi terkini di Palestina. Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung perjuangan Palestina di berbagai forum internasional. Aksi solidaritas ini berlangsung dengan damai, diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan rakyat Palestina dan perdamaian dunia.

Sebelumnya, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), secara tegas menyuarakan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Seruan ini tidak hanya berbasis prinsip keagamaan, tetapi juga dianggap selaras dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak penjajahan di atas dunia.

Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar, menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa yang berisi kewajiban bagi umat Islam untuk memboikot produk-produk yang memiliki afiliasi dengan Israel dan gerakan Zionis.

“Komisi Fatwa MUI sudah menyatakan sikap bahwa kita boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Zionis Israel. Ini bagian dari menolak dosa dan permusuhan karena Al-Qur’an jelas menyatakan, ‘Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa, jangan dalam dosa dan permusuhan’,” kata Kiai Anwar melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

photo
Aksi bela Palestina didukung dengan seruan boikot produk pro Israel. - (Dokumen)

Kiai Anwar menambahkan, aksi Israel yang melakukan pencaplokan wilayah, genosida, dan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Palestina adalah bentuk kezaliman yang tidak bisa dibiarkan. “Membeli produk yang membantu kekuatan sangat zalim seperti ini tegas dilarang oleh Al-Quran, dilarang oleh Allah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menekankan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan amanat dari nilai-nilai pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Masalah Palestina adalah bagian dari concern Proklamasi Kemerdekaan. Kita mau merdeka bukan hanya merdeka sendiri tapi melihat bangsa-bangsa di dunia juga merdeka,” kata Gus Yahya, sapaan akrab Kiai Yahya, dalam acara Iftar Talk bertema “Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump” yang digelar oleh Institute for Humanitarian Islam di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement