Kamis 13 Mar 2025 11:15 WIB

Penyanderaan 30 Jam Jaffar Express Berakhir, Pembawa Bom Ditembak Sniper, 21 Warga Tewas

Serangan diduga diatur kelompok Balochistan dari wilayah Afghanistan.

Kelompok Balochistan membajak kereta di Pakistan.
Foto: Tangkapan Layar DW
Kelompok Balochistan membajak kereta di Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Militer Pakistan pada Rabu (12/3/2025)  mengakhiri operasi selama 30 jam untuk menyelamatkan penumpang kereta yang disandera oleh kelompok pemberontak di Balochistan.  Setidaknya 21 warga sipil dan empat personel pasukan keamanan tewas.

Dari pihak penyandera, sebanyak 33 pemberontak tewas, termasuk pelaku bom bunuh diri.

Baca Juga

Seperti dilaporkan NDTV, kereta Jaffar Express, yang membawa 440 penumpang dalam sembilan gerbong, sedang dalam perjalanan dari Quetta ke Peshawar ketika anggota Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menghentikan kereta tersebut menggunakan bahan peledak.

Mereka lantas membajaknya di dekat daerah pegunungan Gudalar dan Piru Kunri di sebuah terowongan 160 kilometer dari Quetta pada hari Selasa.

"Laporan intelijen telah dengan tegas mengonfirmasi bahwa serangan itu diatur dan diarahkan oleh para pemimpin jaringan teroris yang beroperasi dari Afghanistan, yang berkomunikasi langsung dengan para teroris selama insiden itu," bunyi pernyataan itu.

"Pakistan mengharapkan pemerintah sementara Afghanistan untuk menegakkan tanggung jawabnya dan menolak penggunaan wilayahnya untuk kegiatan teroris terhadap Pakistan," tambahnya.

Sebelum pengumuman militer, BLA pada Rabu malam mengeklaim telah menewaskan 50 penumpang. Pada Selasa, mereka juga mengatakan telah menahan 214 orang, sebagian besar personel keamanan.

BLA, kelompok pemberontak terkuat yang aktif di Balochistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, bahkan mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang hilang yang mereka katakan telah diculik oleh militer.

Pengerahan sniper

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement