Selasa 11 Mar 2025 18:06 WIB

Kronologi Brigadir AK Diduga Bunuh Bayi Hingga Tewas Versi Pengacara, Sempat Ambil Foto

Menurut keterangan rumah sakit, bayi tersebut meninggal akibat gagal napas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Alif Abdurahman, kuasa hukum DJP, pasangan dari Brigadir AK, buka suara terkait kronologis dugaan pembunuhan bayi yang melibatkan personel polda Jateng itu. Ada dugaan bayi tersebut meninggal akibat dicekik oleh AK.

Alif mengungkapkan, peristiwa dugaan pembunuhan tersebut terjadi pada 2 Maret 2025. Kala itu, Brigadir AK dan DJP, serta bayi mereka berinisial NA, tengah jalan-jalan menggunakan mobil pribadi. Mereka kemudian mampir ke Pasar Peterongan di Kota Semarang. Hal itu karena DJP ingin berbelanja.

Baca Juga

Menurut Alif, sebelum DJP turun dari mobil, Brigadir AK sempat memfotonya bersama NA. "Fotonya itu diambil pada pukul 14:39 WIB. Lalu si Ibu turun untuk berbelanja kebutuhan untuk sehari-hari lah. Nah 10 menit kemudian Ibu itu balik lagi ke mobil. Melihat keadaan si anak awalnya enggak curiga. Tapi kok di sini mulai, bibir si anak ini membiru," kata Alif ketika memberikan keterangan pers di kantornya di Firma Hukum Abdurrahman & Co di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025).

Melihat bayinya dalam kondisi demikian, DJP panik. Dia sempat menepuk-nepuk dan mengelus-ngelus punggung NA. Alif mengungkapkan, pada momen itu, Brigadir AK sempat menyampaikan kepada DJP bahwa NA sempat tersedak dan gumoh.

"Si Ibu curiga. Langsung detik itu juga segera si Ibu ini ke rumah sakit terdekat, Rumah Sakot Roemani. (NA) sempat dirawat di sana masuk ICU. Pada tanggal 3 Maret pukul 3 sore, kondisi si anak terus mengalami penurunan, hingga mengakibatkan yang bersangkutan itu meninggal dunia," ungkap Alif.

Dia menambahkan, menurut keterangan yang diperolehnya dari pihak RS, NA meninggal akibat mengalami gagal pernapasan. Setelah dinyatakan meninggal, NA kemudian langsung dikebumikan. NA dimakamkan di kampung halaman Brigadir AK di Purbalingga.

Kecurigaan DJP terkait kematian anaknya mulai menguat pascapemakaman NA. Alif mengatakan, setelah momen tersebut Brigadir AK seperti berusaha menghindar dan menghilang. "Brigadir AK ini semacam kabur. Hilang. Tidak diketahui. Tidak diketahui keberadaannya. Semakin janggal si ibu dan neneknya (ibu DJP)," ucapnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement