REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lebih dari 1.000 orang, termasuk 745 warga sipil, tewas dalam bentrokan dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan pejuang yang setia kepada rezim Assad. Demikian menurut laporan lembaga pemantau perang dilaporkan the Guardian, Sabtu (8/3/2025).
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, korban tewas dalam bentrokan ini menjadi salah satu yang tertinggi di Suriah sejak 2011.
Pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan 745 warga sipil tewas sebagian besar akibat eksekusi. Sementara 125 personel pasukan keamanan Suriah dan 148 loyalis Assad tewas.
Pertempuran dimulai pada Kamis setelah pejuang yang setia kepada rezim Assad yang digulingkan menyergap pasukan keamanan di Jableh, di provinsi pesisir Latakia.
Serangan terkoordinasi yang luas ini merupakan tantangan terbesar bagi otoritas pemerintahan transisi di negara tersebut sejauh ini. Serangan terjadi tiga bulan setelah pejuang oposisi yang dipimpin oleh kelompok pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham menggulingkan presiden Suriah Bashar al-Assad.
View this post on Instagram