REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam (PKV), YM To Lam, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9-11 Maret 2025. Dalam kunjungan perdananya tersebut, salah satu agenda To Lam adalah melaksanakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto.
"Selama kunjungannya, Sekjen To Lam akan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas potensi kerja sama yang dapat meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Vietnam ke tingkat yang lebih tinggi," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).
Selain Presiden RI, Sekjen To Lam juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan ketua MPR, DPR, dan DPD RI. Dia pun hendak menghadiri acara yang diikuti para pengusaha Indonesia dan Vietnam.
Dalam sistem tata negara Vietnam, posisi Sekjen PKV adalah pemimpin politik tertinggi dari empat pilar pimpinan negara, yaitu Sekjen PKV, Presiden, Perdana Menteri, dan Ketua Senat. Kemlu RI mengungkapkan, kunjungan To Lam bermakna. Hal itu bukan hanya karena lawatannya adalah yang perdana, tapi juga bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Vietnam.
"Fondasi hubungan yang kokoh dibentuk sejak persahabatan antara Presiden Soekarno dan Presiden Ho Chi Minh, yang sama-sama miliki visi menentang kolonialisme," kata Kemlu RI.
Menurut Kemlu RI, hubungan Indonesia-Vietnam telah mengalami perkembangan pesat selama tujuh dekade terakhir. "Kokohnya kerja sama kedua negara juga tercermin dari disepakatinya kemitraan strategis pada hubungan bilateral di tahun 2013. Menjadikan Vietnam satu-satunya yang miliki tingkat kemitraan strategis dengan Indonesia di kawasan," ungkapnya.
Kemlu RI menambahkan, di bidang perdagangan, nilai transaksi antara kedua negara meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Angkanya mencapai 16,7 miliar dolar AS pada 2024. "Kedua negara miliki target mencapai nilai perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS pada 2028," katanya.
Dalam hal investasi, Indonesia memiliki 123 proyek investasi di Vietnam, dengan total nilai lebih dari 680 juta dolar AS. Hal itu menempatkan Indonesia di peringkat ke 29 dari 143 negara yang berinvestasi di Vietnam. Investasi Vietnam di Indonesia juga meningkat, termasuk dengan pendirian mobil Listrik VinFast senilai 1,2 miliar dolar AS pada Juli 2024.
Menurut Kemlu RI, Indonesia dan Vietnam memiliki kesamaan visi, yakni menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045. "Dengan kunjungan Sekjen To Lam, rencana akan disepakati berbagai kerja sama yang inovatif untuk sama-sama mencapai visi tersebut dengan meningkatkan kerja sama yang fokus pada bidang food security (pertanian dan perikanan), digital, renewable energy dan high tech industry," kata Kemlu RI.