Jumat 07 Mar 2025 11:43 WIB

Soroti Potensi Penyimpangan MBG, Ketua KPK: Anggarannya Luar Biasa Besar

KPK menilai pengawasan menjadi hal yang sangat penting agar tak terjadi penyimpangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah murid menyantap makanan pada program Makan bergizi Gratis bantuan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Aceh di SDN Monsinget, daerah pesisir Desa Kajhu, Aceh Besar, Aceh, Senin (10/2/2025). IWAPI bersama Pemkab Aceh Besar membagikan sebanyak 1.350 pack makanan dalam upaya turut menyukseskan program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sejumlah murid menyantap makanan pada program Makan bergizi Gratis bantuan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Aceh di SDN Monsinget, daerah pesisir Desa Kajhu, Aceh Besar, Aceh, Senin (10/2/2025). IWAPI bersama Pemkab Aceh Besar membagikan sebanyak 1.350 pack makanan dalam upaya turut menyukseskan program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mengawasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pencegahan dan monitoring. Sebab KPK menyoroti potensi penyimpangan dalam MBG.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KPK Setyo Budiyanto dalam pertemuan dengan jajaran Badan Gizi Nasional (BGN) di Gedung Merah Putih KPK. Setyo menekankan perlunya tata kelola keuangan yang transparan serta akuntabel.

Baca Juga

“Pengawasan penting dilakukan karena anggarannya luar biasa besar. Saya ingatkan ada empat hal yang perlu dicermati dalam melaksanakan Program MBG ini,” kata Setyo kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

Pertama, kata ia, potensi fraud-nya pasti ada. Semua terpusat di BGN, tentu tidak bisa diawasi sampai ke daerah dan wilayah.

Selain potensi kecurangan, Setyo menyoroti eksklusivitas dalam penentuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Berita sumir beredar soal ada yang mendapat perlakuan khusus dalam penentuan SPPG atau pihak-pihak yang menjadi dapur, termasuk pembangunan fisiknya dan bahan bakunya. Ini tentu menjadi perhatian untuk bisa ditertibkan,” ujar Setyo.

Setyo juga mengingatkan pentingnya lokasi SPPG yang strategis agar makanan tetap dalam kondisi layak konsumsi saat diberikan kepada penerima manfaat. Ia juga menyoroti pemberian susu dalam MBG.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement