Selasa 04 Mar 2025 20:17 WIB

Ini Strategi Modifikasi Cuaca BMKG untuk Kurangi Intensitas Hujan di Beberapa Daerah

Modifikasi cuaca oleh BMKG rencananya digelar sampai tanggal 8 Maret.

Kendaraan melintasi banjir di Jalan Raya Kalibata, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Banjir dari luapan Kali Ciliwung menggenangi ruas jalan utama menuju dari Kalibata menuju Cililitan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan melintasi banjir di Jalan Raya Kalibata, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Banjir dari luapan Kali Ciliwung menggenangi ruas jalan utama menuju dari Kalibata menuju Cililitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati mengungkap strategi modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BMKG untuk mengurangi intensitas hujan di beberapa daerah. Dwikorita menjelaskan, modifikasi cuaca itu rencananya digelar sampai tanggal 8 Maret di daerah-daerah yang dinilai rawan, artinya area tersebut punya daya dukung yang lemah untuk menerima hujan.

“Kami, BMKG akan melakukan modifikasi cuaca. Konsepnya adalah menghalangi awan-awan yang harusnya bergerak, bertiup ke area rawan itu dijatuhkan sebelum masuk ke area rawan. Jadi, dijatuhkan misalnya di laut, tidak dijatuhkan di darat,” kata Kepala BMKG saat ditemui di Istana selepas menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga

Dwikorita kemudian menjelaskan awan-awan itu dipecah atau diturunkan airnya agar tidak mengumpul menjadi kumpulan awan. Awan yang mengumpul itu menyebabkan intensitas hujan menjadi tinggi

“Kalau tidak diturunkan, maka awan-awan itu akan menggerombol, mengumpul, seperti yang kemarin terjadi itu kumpulan awan, kalau kita lihat dari satelit awan itu luasnya hampir seluas wilayah Provinsi Jawa Barat. Jadi, Provinsi Jawa Barat, dari satelit, sudah tertutup awan. Bahkan, sampai ke Lampung dan Palembang,” kata dia.

Oleh karena itu, melalui modifikasi cuaca, BMKG berupaya mencegah awan-awan yang terbentuk tumbuh menjadi kumpulan awan. “Jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikir turunkan di waduk,” sambung Dwikorita.

Beberapa daerah yang menjadi sasaran modifikasi cuaca BMKG di antaranya mencakup daerah-daerah pegunungan di Jawa Barat.

“Untuk besok itu, prioritas di Jawa Barat, karena memang yang paling rentang di Jawa Barat, terutama di daerah pegunungan, di Puncak, awannya dari situ. Nanti, bisa jadi sumber banjir untuk ke hilir. Tidak hanya kena Jawa Barat, tetapi juga bisa mengalir ke arah utara, ke DKI (Jakarta) juga banjir, dikhawatirkan bisa begitu. Sungai-sungainya kan juga mengalir ke utara,” kata Kepala BMKG.

Hujan berintensitas tinggi mengguyur kawasan Puncak, Bogor, dan daerah Bekasi, kemudian Depok, dan Jakarta sejak awal pekan ini sehingga menyebabkan beberapa sungai meluap dan merendam daerah-daerah di Bekasi, Depok, dan beberapa di Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement