Senin 24 Feb 2025 14:57 WIB

Teknologi Blockchain Dorong Alokasi Dana CSR Bisa Akuntabel

Teknologi blockchain menjamin sistem pelaporan program CSR yang dapat diverifikasi.

Teknologi blockchain menawarkan solusi inovatif yang bisa memastikan alokasi dana CSR dilakukan dengan akuntabel.
Foto: Republika.co.id
Teknologi blockchain menawarkan solusi inovatif yang bisa memastikan alokasi dana CSR dilakukan dengan akuntabel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi blockchain menawarkan solusi inovatif yang bisa memastikan alokasi dana CSR dilakukan dengan akuntabel. Sejak 2019, Plastic Bank telah menggunakan sistem blockchain dalam implementasi programnya di Indonesia.

Sehingga hal itu membangun kepercayaan bagi mitra perusahaan serta memberikan manfaat nyata bagi komunitas pemulung. Teknologi blockchain memungkinkan pencatatan transaksi yang tidak dapat diubah, sehingga dapat menjamin agar setiap distribusi dana dapat dilacak secara transparan dan terverifikasi.

Sistem tersebut menjamin agar perusahaan dapat memastikan kontribusi CSR benar-benar digunakan secara tepat sasaran bagi komunitas yang dituju tanpa risiko penyalahgunaan. Bagi anggota komunitas Plastic Bank, aplikasi berbasis blockchain tersebut memfasilitasi distribusi insentif yang efektif dan transparan.

"Dengan mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam operasional kami, kami telah membangun ekosistem pengumpulan plastik daur ulang yang berkelanjutan dan transparan, di mana setiap transaksi tercatat secara digital dan dapat diverifikasi oleh berbagai pemangku kepentingan," ujar Country Manager Plastic Bank Indonesia, Frederick Saman di Jakarta, Senin (24/2/2025).

Setiap kilogram plastik yang dikumpulkan dan dicatat dalam aplikasi Plastic Bank akan menerima token sebagai bentuk insentif. Token tersebut dapat dikonversi menjadi rupiah melalui e-wallet GoPay yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Plastic Bank.

Sehingga, hal itu meningkatkan keamanan finansial dan kesejahteraan komunitas, sekaligus menciptakan inklusi finansial bagi komunitas marginal seperti pemulung dan pengepul. Bagi mitra bisnis Plastic Bank, teknologi blockchain menjamin sistem pelaporan program dan dampak CSR yang dapat diverifikasi.

Setiap mitra perusahaan memiliki akses ke dashboard khusus yang menampilkan data realtime mengenai volume plastik yang dikumpulkan sesuai dengan investasi CSR mereka dan juga jumlah komunitas yang mendapat manfaat tersebut. Sistem pengumpulan plastik yang terlacak secara digital dan transparan telah menarik minat lebih dari 200 perusahaan global baik dari Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik untuk bermitra dengan Plastic Bank.

"Sistem blockchain dapat memudahkan perusahaan untuk memvalidasi kontribusi CSR mereka, sehingga memastikan akurasi dampak lingkungan dan sosial yang telah diciptakan. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan pemangku kepentingannya, termasuk kepada regulator," ucap Frederick.

Sejak 2019, Plastic Bank telah mencatat pengumpulan lebih dari 70 ribu ton sampah plastik di Indonesia dan mendistribusikan lebih dari Rp 50 miliar insentif kepada lebih dari 22 ribu anggota komunitas pemulung. Sehingga, hal itu berhasil memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Seluruh data tercatat dengan aman di platform blockchain Plastic Bank, sehingga mencegah praktik greenwashing dan penyalahgunaan dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement