REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketum DPP Perbasi Budisatrio Djiwandono langsung bersikap terkait pemukulan pemain yang terjadi di turnamen bola basket di Kota Bogor, beberapa hari lalu. Menurut Budi, DPP Perbasi menanggapi serius insiden pemukulan itu. Ia menegaskan, DPP Perbasi berkomitmen untuk menjaga integritas dan kehormatan dunia basket Indonesia.
Siswa SMP Mardi Waluya Cibonong berinisial RC dalam sebuah pertandingan basket antar sekolah, RC tertangkap kamera melakukan pemukulan menggunakan sikut ke kepala siswa SMPN 1 Bogor berinisial S. Video pemukulan tersebut pun viral di media sosial.
Meluasnya aksi pemukulan itu tersebar setelah seorang selebgram bernama Foren. Lewat akun Instagram-nya @fodelba, Foren menceritakan kronologi keponakannya, inisial S dipukul secara sadis oleh siswa SMP berinisial RC.
"Beberapa waktu lalu kebetulan ponakan aku yang bernama S dari SMP Negeri 1 Bogor dipukul secara terang-terangan oleh oknum yang bernama RC dari SMP Mardi Waluya Cibinong," ungkap Foren, seperti dinukul Republika, Kamis (20/2/2025).
Ternyata, korban pemukulan RC dalam laga tersebut bukan hanya keponakan Foren saja. Beberapa anggota tim basket SMPN 1 Bogor juga mengaku mendapatkan kekerasan dari RC, seperti dipukul bagian sikut, hingga diseleding hingga terjatuh.
"Perbasi tegas mengutuk segala bentuk kekerasan dan tidak membenarkan segala bentuk tindakan yang mencederai nilai-nilai sportivitas dan fair play dalam pertandingan," kata Budi.
Ia menambahkan, tidak ada ruang untuk kekerasan di dunia basket Indonesia. “Tidak ada ruang kekerasan di dunia bola basket. Kalau ada yang terbukti. Beri tindakan keras supaya jadi contoh,” sambung dia.
Apakah akan ada sanksi bagi pelaku pemukulan? Budi menegaskan DPP Perbasi tidak akan ragu untuk memberikan sanksi tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Apabila terbukti ada tim dan oknum yang melanggar aturan atau yang melakukan pembiaran dan mencoreng nama baik basket nasional," kata dia.
Budi mengaku sedih dan mengutuk keras kejadian ini. Ia sudah meminta DPP Perbasi menurunkan tim untuk mendalami dan mengusut kasus ini agar tidak terulang kembali.
Budi yang juga ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI, kemudian meminta rekan-rekan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan olahraga untuk memberi perhatian dalam kasus ini. Budi menambahkan, Perbasi mengawal kasus ini lewat Badan Legal, Etik, dan Disiplin yang diketuai oleh Fritz Edward Siregar.
DPP Perbasi, lanjut Budi, mengingatkan seluruh elemen dalam dunia basket Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi nilai sportivitas dan pertandingan yang adil. DPP Perbasi percaya bahwa olahraga, termasuk bola basket dapat memberikan maanfaat yang positif bagi individu dan masyarakat.
Untuk itu, kata dia, Perbasi mengedepankan transparansi dan ketegasan dalam menyikapi insiden ini, serta memastikan bahwa setiap langkah yang diambil akan selalu berfokus pada pembinaan olahraga.