REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah memulangkan WNI yang menjadi korban penembakan personel Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). WNI tersebut bernama Basri, warga Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
"Jenazah almarhum Basri tiba Rabu (29/1/2025) sore pada pukul 15.35 WIB di Bandara Syarif Kasim II Pekanbaru dari Kuala Lumpur dengan menggunakan penerbangan AK429," kata Kemlu RI dalam keterangannya, Kamis (30/1/2025).
Kemlu RI menambahkan, dari Bandara Syarif Kasim II, jenazah Basri kemudian dibawa melalui jalan darat menuju Pelabuhan Dumai dan menyeberang dengan ferry menuju Pulau Rupat. Kementerian Pelindungan PMI (KP2MI) turut memfasilitasi pengantaran jenazah. "Jenazah diserahterimakan secara resmi dari Kemlu kepada pihak keluarga dan langsung dikebumikan di hari yang sama," kata Kemlu RI.
Pada momen pengantaran jenazah, perwakilan Kemlu RI juga bertemu anggota keluarga salah satu WNI yang turut menjadi korban penembakan aparat APMM. WNI berinisial MZ tersebut kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Serdang, Malaysia. "Pihak keluarga menerima penjelasan terkait dengan kondisi dan penanganan saudara MZ," ungkap Kemlu RI.
Kemlu RI dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memonitor kondisi empat WNI lainnya yang saat ini masih dalam proses perawatan di Malaysia. Sebelumnya KBRI Kuala Lumpur telah melakukan akses kekonsuleran untuk menemui empat WNI yang tengah dirawat tersebut pada Selasa (28/1/2025).
Dari keempat korban, dua WNI telah terverifikasi identitasnya, yaitu HA dan MZ, yang keduanya berasal dari Provinsi Riau. HA dan MZ telah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi stabil. "Keduanya juga menjelaskan kronologi kejadian dan menyatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM," kata Kemlu RI dalam keterangannya pada Rabu (29/1/2025) lalu.
Sementara dua WNI lainnya yang turut menjadi korban penembakan APMM masih berada dalam kondisi kritis pasca operasi dan belum dapat memberikan keterangan. Pada 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat, personel APMM melakukan penembakan terhadap sebuah kapal di perairan Tanjung Rhu, Selangor. Penembakan dilakukan setelah para penumpang kapal disebut melakukan perlawanan. Insiden itu menyebabkan satu WNI meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Merespons peristiwa itu, KBRI Kuala Lumpur segera mengambil langkah guna memastikan perlindungan bagi para WNI korban penembakan. Selain itu, KBRI juga mengirimkan nota diplomatik kepada Malaysia untuk mendorong dilakukannya penyelidikan menyeluruh, termasuk menyoroti kemungkinan adanya tindakan eksesif.
"Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memantau perkembangan kasus ini serta memberikan pendampingan kekonsuleran dan hukum, guna memastikan terpenuhinya hak hak WNI dalam sistem hukum di Malaysia," kata Kemlu RI dalam keterangannya pada Senin (27/1/2025).
Lihat postingan ini di Instagram