Senin 06 Jan 2025 16:07 WIB

Faksi Pejuang Palestina Bersatu Sergap Tentara IDF di Gaza

10 tentara Israel tewas dan terluka disergap pejuang pada Ahad.

Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Faksi-faksi perlawanan Palestina melakukan sejumlah operasi gabungan memburu tentara pasukan penjajahan Israel di Jalur Gaza. Sedikitnya 10 tentara Israel tewas dan terluka akibat operasi-operasi ini.

Di Gaza utara, pejuang dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas; berkoordinasi dengan Brigade Al-Quds dari Jihad Islam Palestina, menyergap patroli Israel di dekat Beit Lahiya pada Ahad. 

Baca Juga

Almayadeen melansir, pejuang Perlawanan menggunakan senjata kecil dan granat tangan, dilaporkan menyebabkan 10 tentara Israel tewas atau terluka. Seorang tentara Israel, yang berusaha melarikan diri, kemudian dikejar dan dilumpuhkan oleh Perlawanan, menurut sebuah pernyataan.

Di kota Jabaliya, Gaza utara, Brigade Al-Quds berhasil melaksanakan operasi yang menargetkan sebuah bangunan tempat tentara Israel ditempatkan. Sebuah bom diledakkan di dalam bangunan tersebut, dan helikopter Israel terlihat mengevakuasi korban dari lokasi kejadian.

Di wilayah tengah Gaza, Juhor al-Dik, Brigade Al-Qassam bergabung dengan Brigade Abu Ali Mustafa, sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), menargetkan pusat komando dan kendali Israel dengan rentetan tembakan roket. 

Selain itu, Pasukan Martir Omar al-Qassam, sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP), melancarkan tembakan mortir ke posisi Israel di wilayah tersebut. Lebih jauh ke utara, Brigade Al-Mujahidin, sayap militer Gerakan Mujahidin, menargetkan pusat komando Israel di Jabaliya dengan mortir.

Serangan terkoordinasi ini menyoroti ketahanan dan upaya strategis yang berkelanjutan dari kelompok perlawanan Palestina ketika mereka terus menargetkan posisi dan personel militer Israel di seluruh Jalur Gaza.

Pakar militer Kolonel Hatem Karim Al-Falahi mengatakan pada Aljazirah bahwa operasi militer yang kompleks terhadap tentara pendudukan di Gaza utara menegaskan kegagalan Israel untuk menghadapi perlawanan Palestina di wilayah geografis yang kecil. 

Menurut pernyataan Al-Falahi, Israel menggunakan seluruh kemampuan dan daya tempurnya yang besar untuk menghancurkan rumah-rumah di Jalur Gaza utara, selain mengirimkan brigade elit untuk melawan perlawanan Palestina.

Terlepas dari kondisi Israel di lapangan, tentara pendudukan dihadapkan pada operasi berskala besar dan kualitatif yang tidak muncul begitu saja – menurut purnawirawan jenderal tersebut. Para pejuang berhasil  menghancurkan tank militer, meledakkan rumah-rumah jebakan di mana tentara bersembunyi, dan menargetkan pasukan infanteri khusus.

Perlawanan di Gaza juga terlihat mengejar tentara pendudukan yang melarikan diri dari operasi kompleks. Hal ini menurut Al-Falahi menunjukkan informasi intelijen akurat yang diperoleh dari operasi pengawasan dan pemantauan di wilayah tersebut. Di samping kemungkinan mengantisipasi pengerahan pasukan Israel di wilayah tersebut dengan cara yang memastikan pengejaran mereka setelah mereka melarikan diri.

photo
Ragam Faksi Militer di Palestina - (Republika)

Serangan di Yerusalem

Sementara, Radio Galei Zahal milik pasukan pendudukan Israel melaporkan penangkapan dua warga Palestina dari delapan orang yang menyusup ke pangkalan militer komando pusat di Yerusalem yang diduduki. Investigasi atas insiden tersebut sedang berlangsung.

Channel 14 Israel, mengungkapkan bahwa tentara yang ditempatkan di pangkalan tersebut, yang terletak di jantung wilayah pendudukan, memilih bersembunyi di dalam pangkalan tersebut daripada menghadapi penyusup.

"Pemimpin Komando Pusat Avi Blot harus menjelaskan mengapa sebagian besar tentara di pangkalan bersembunyi di dalam ruangan alih-alih bertindak seperti yang diharapkan dari personel militer dan terlibat langsung," tulis media tersebut, pada Senin.

Channel 14 Israel menggambarkan insiden tersebut sebagai tanda peringatan yang signifikan. “Tujuh Oktober masih bersama kita,” merujuk pada peristiwa yang menggoyahkan kepercayaan terhadap pasukan pendudukan Israel karena kepengecutan dan tanggapan mereka yang tidak memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement