REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia diketahui makin gemar membaca. Hal ini terungkap dalam Publikasi Hasil Kajian Perpustakaan Indonesia tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas RI) dan PT Indekstat Konsultan Indonesia (30/12).
“Nilai Tingkat Gemar Membaca mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yakni dari 66,70 menjadi 72,44,” ungkap Ary Santoso, Direktur PT Indikstat Konsultan Indonesia. Nilai tersebut menunjukkan Tingkat Gemar Membaca masyarakat Indonesia dalam kategori sedang. “Masih dalam kategori yang sama dengan tahun 2024,” tegasnya.
Peningkatan kegemaran membaca masyarkat Indonesia naik seiring dengan naiknya Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). “Nilai IPLM tahun 2024 sebesar 73,52 atau naik sebesar 5,9% dibandingkan tahun 2023 yaitu 69,42.” Nilai tersebut telah melampaui target Renstra Perpustakaan Republik Indonesia (2020-2024) yaitu sebesar 15,00 pada tahun 2024.
“Mayoritas provinsi memperoleh nilai IPLM dan TGM dalam kategori sedang,” terangnya.
“Peningkatan nilai IPLM dan TGM tahun ini tentunya merupakan hasil kerja keras semua pihak baik Perpustakaan Nasional RI, Dinas Perpustakaan Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah serta para pemangku kepentingan lainnya,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar.
Menurutnya, Perpusnas RI telah berupaya melakukan berbagai intervensi kepada unit perpustakaan dengan berbagai program seperti program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), Program Bahan Bacaan Bermutu, Buku Siap Layan, Titik Baca, serta pembinaan kepada tenaga perpustakaan.
Kajian IPLM dilakukan dengan mengumpulkan data unit perpustakaan dari seluruh Dinas Perpustakaan Provinsi/Kab/Kota. Sedangkan survei TGM menggunakan kuesioner online memperoleh 174.226 responden yang merupakan masyarakat berusia 10-69 tahun.
Selain IPLM dan TGM, Perpusnas RI dan Indekstat juga melakukan kajian Perpustakaan Umum dan Sekolah (KPUS) yang mengukur kondisi aktual perpustakaan umum dan sekolah berdasarkan kriteria Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Adapun survei KPUS melakukan survei terhadap 3060 unit perpustakaan umum dan sekolah. Seluruh kajian dilakukan di 38 Provinsi dan 514 Kab/Kota di Indonesia.