REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Turki pada Sabtu (14/12/2024), membuka kembali Kedutaan Besar (Kedubes) di Damaskus, Suriah setelah ditutup selama 12 tahun. Kebijakan itu dilakukan sepekan setelah kelompok antirezmim dan pemberontak menggulingkan Presiden Bashar al-Assad yang kabur ke Moskow, Rusia.
Bendera Turki dikibarkan di atas misi diplomatik di hadapan kuasa usaha baru Burhan Koroglu. Perwakilan dari pemerintah transisi hadir pada upacara di kedutaan di Distrik Rawda, Damaskus, yang juga menjadi tuan rumah misi diplomatik lainnya.
Baca: Menhan Sjafrie Bekali Nakes TNI yang Bertugas di Perbatasan Gaza
Sebuah aliansi antirezmim yang dipimpin kaum Islamis melancarkan serangan kilat pada tanggal 27 November 2024, menyapu sebagian besar wilayah dari kendali rezim dan merebut ibu kota pada Ahad. Turki telah lama mendukung kelompok oposisi dan mempertahankan kehadiran militer di beberapa bagian Suriah utara.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pada Jumat (13/1/2024), Koroglu dan staf telah berangkat ke Damaskus dan kedutaan akan "beroperasi" pada hari berikutnya. Kedubes Damaskus ditutup pada tanggal 26 Maret 2012, setahun setelah perang saudara Suriah dimulai, karena pasukan Assad secara keras menindak protes prodemokrasi dan seruan pemerintah Turki agar Assad mundur.
Baca: Imbas Darurat Militer, Mantan Menhan Korsel Ditahan
Koroglu sebelumnya adalah duta besar Turki untuk Nouakchott, Mauritania. Kini, ia dipromosikan menjadi dubes di Damaskus. Tidak jelas berapa lama ia akan menjabat di Damaskus.
Kepala Intelijen Turki Ibrahim Kalin berada di Damaskus pada Kamis (12/12/2024), menurut laporan saluran televisi Turki. Dia sempat sholat di Masjid Umayyah, dan menjadi pejabat tinggi asing yang pertama mengunjungi Suriah.