Kamis 12 Dec 2024 14:15 WIB

Diundang Hadiri HUT ke-60 Golkar, Megawati: Tumben Si Bahlil

Kan aku dimusuhin sejagat Dewa Pitara. Sekarang diundang, bingung aku.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku, sudah mendapat undangan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia guna menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Partai Golkar di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis (12/12/2024). Megawati memilih mengutus Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto untuk hadir.

Pendelegasian ini sekaligus menghargai niat Golkar mengundang PDIP. "Hari ini saya diundang tumben sama Si Bahlil. Kan HUT Golkar, Pak Utut Ketua Fraksi saya suruh kesana," kata Megawati saat menyampaikan keynote speach 'Peluncuran dan Diskusi Buku Berjudul: Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis' di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Baca Juga

Penugasan kepada Utut itu bukan alasan. Megawati menyebut terdapat pertimbangan matang dan strategis untuk mengutus Utut. Apalagi, Mega sudah berdiskusi dengan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.

Menurut dia, posisi PDIP saat ini terkesan dikucilkan karena partai penang Pemilu 2024. PDIP menjadi satu-satunya partai di Parlemen yang bukan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

"Aku bilang sama Hasto. Aku diundang ke Golkar, terus aku muram apa cengar-cengir yo? Kan aku dimusuhin sejagat Dewa Pitara. Sekarang diundang, bingung aku," ujar Megawati menirukan pembicaraannya dengan Hasto.

Megawati menyebut, Hasto mengusulkan supaya mendelegasikan kepada kader PDIP untuk hadir. Selanjutnya pilihan pun jatuh kepada Ketua Fraksi PDIP di DPR RI, Utut Adianto.

"Hasto bilang didelegasikan saja. Siapa ibu mau delegasikan? Kalau terlalu bawah, sebagai tamu tidak hormat. Kalau ketinggian nanti dipikir sudah mau gabung (KIM Plus)," ujar Megawati.

Dia mengungkapkan, banyak pihak yang menyarankan PDIP agar bergabung dengan KIM Plus. Namun hal itu dipertimbangkan secara matang. Termasuk, soal kompensasi mendapatkan kursi menteri atau jabatan lain di pemerintahan Prabowo. "Banyak yang bilang, gabung ke sana. Nah gabung kamu dapatnya apa?" kata Megawati.

"Nanti ada yang bilang, dia datang belakangan satu (jatah menteri) saja, tidak bisa dua atau tIga. Sudah begitu dicariin yang paling jelek," ucap Megawati menjelaskan alasan PDIP tak gabung Kabinet Merah Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement