Selasa 26 Nov 2024 14:08 WIB

Dosen Universitas BSI: Teliti Kupu-Kupu dengan Color Histogram dan Random Forest

Penelitian ini berfokus pada pengembangan teknologi untuk identifikasi kupu-kupu.

Dalam upaya memahami keanekaragaman kupu-kupu yang indah dan penting bagi ekosistem, dua dosen dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Tegal, Nadiyah Hidayati dan Mawadatul Maulidah, meluncurkan penelitian inovatif yang bertujuan mengklasifikasikan jenis-jenis kupu-kupu.
Foto: dok Republika
Dalam upaya memahami keanekaragaman kupu-kupu yang indah dan penting bagi ekosistem, dua dosen dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Tegal, Nadiyah Hidayati dan Mawadatul Maulidah, meluncurkan penelitian inovatif yang bertujuan mengklasifikasikan jenis-jenis kupu-kupu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Dalam upaya memahami keanekaragaman kupu-kupu yang indah dan penting bagi ekosistem, dua dosen dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Tegal, Nadiyah Hidayati dan Mawadatul Maulidah, meluncurkan penelitian inovatif yang bertujuan mengklasifikasikan jenis-jenis kupu-kupu. Penelitian ini berjudul “Ekstraksi Fitur dengan Color Histogram dan Classifier Random Forest pada Citra Kupu-Kupu” dan berfokus pada pengembangan teknologi untuk identifikasi spesies kupu-kupu.

Nadiyah mengungkapkan, Kupu-kupu, selain mempercantik lingkungan, berperan sebagai indikator kesehatan ekosistem. Namun, populasi beberapa spesies kupu-kupu di Indonesia menurun drastis karena kerusakan habitat dan perubahan iklim. Dengan ragam warna dan bentuknya, kupu-kupu menjadi objek menarik sekaligus menantang untuk diteliti.

Baca Juga

“Kami percaya teknologi dapat menjadi alat efektif untuk melestarikan keanekaragaman hayati,” ujar Nadiyah Hidayati

Dalam penelitian ini, para dosen mengombinasikan tiga metode ekstraksi fitur—color histogram, Haralick, dan Hu-moments—untuk menganalisis 2.400 gambar kupu-kupu yang dibagi dalam dua kategori. Model klasifikasi Random Forest (RF) dipilih untuk mengelompokkan citra tersebut, menghasilkan akurasi hingga 75 persen, dengan nilai precision sebesar 78 persen dan recall 69 persen.

"Hasil ini membuktikan kekuatan algoritma Random Forest dalam mengidentifikasi spesies kupu-kupu, memberikan harapan baru untuk upaya konservasi," tambahnya.

Penelitian ini tidak hanya menjadi kontribusi signifikan dalam bidang pengolahan citra digital, tetapi juga menginspirasi kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kupu-kupu dan habitatnya. “Kami berharap penelitian ini dapat mendorong langkah nyata untuk pelestarian kupu-kupu di Indonesia,” ungkap Nadiyah.

Melalui penerapan teknologi seperti color histogram dan Random Forest, penelitian ini membuka jalan bagi konservasi berbasis data untuk kupu-kupu, yang diharapkan dapat diterapkan pada upaya perlindungan spesies lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement