Senin 25 Nov 2024 21:40 WIB

Korsel dan Malaysia Perluas Kerja Sama di Bidang Industri Pertahanan

Presiden Yoon dan PM Anwar juga mengutuk peluncuran rudal balistik Pyongyang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.
Foto: @MalaysiaMFA
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim sepakat untuk menjalin kemitraan strategis guna memperdalam kerja sama bilateral di bidang industri pertahanan, perdagangan, energi, rantai pasokan, dan lainnya.

Kedua pemimpin mencapai kesepakatan tersebut dalam pertemuan puncak di Seoul, Korsel, Senin (25/11/2024), ketika Anwar melakukan kunjungan resmi ke negeri Ginseng tersebut. Yoon dan Anwar menyoroti kerja sama industri pertahanan sebagai "simbol kepercayaan bersama" di bawah kemitraan strategis untuk memperingati 65 tahun hubungan diplomatik Korsel-Malaysia.

Baca: Drone Akinci Sukses Luncurkan Rudal Supersonik Sejauh 150 Km

Keduanya juga sepakat untuk memajukan kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan serta teknologi pertahanan, menurut Kepresidenan Korsel. Pada Mei 2023, Korea Aerospace Industries menandatangani kesepakatan untuk memasok 18 jet FA-50 ke Malaysia dan juga menargetkan proyek mendatang negara Asia Tenggara tersebut untuk mendapatkan tambahan jet serang ringan.

Kedua pemimpin juga berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas bilateral tahun depan guna meningkatkan kerja sama di bidang jasa, investasi, dan industri yang sedang berkembang, seperti bioteknologi dan energi hijau.

Baca: Korut Luncurkan Tank Versi Terbaru M2020

Di sela-sela pertemuan puncak tersebut, pemerintah Korsel dan Malaysia menandatangani nota kesepahaman untuk memfasilitasi kolaborasi dalam rantai pasokan mineral penting, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, proyek pengurangan gas rumah kaca, dan pariwisata.

Selama pembicaraan, kedua pemimpin menyatakan keprihatinan atas kerja sama militer yang makin erat antara Rusia dan Korea Utara (Korut). Keduanya pun mengutuk peluncuran rudal balistik Pyongyang.

Seoul dan Kuala Lumpur mendesak Pyongyang untuk menahan diri dari provokasi tambahan dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB, serta berkomitmen pada "denuklirisasi penuh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah" di Korut.

Baca: Kroasia Teken Kontrak Pembelian Enam Drone Bayraktar TB2

Anwar juga menyatakan dukungannya terhadap visi Yoon tentang Semenanjung Korea yang bebas dan bersatu. Anwar pun menyambut baik upaya perdamaian Seoul di kawasan tersebut, sebagaimana dilaporkan Yonhap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement