Ahad 24 Nov 2024 12:31 WIB

Media Ungkap Israel Hadapi Kekurangan Senjata Parah Selama Perang Gaza dan Lebanon

Israel melobi negara Barat untuk memasok kebutuhan senjata

Seorang tentara Israel membawa peluru di samping tank di Israel utara pada Jumat, 27 September 2024.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Pendudukan Israel telah memperluas kampanye rahasianya di seluruh dunia untuk memperkuat persenjataan militernya dan memenuhi kekurangan senjata yang diderita oleh tentaranya saat perang memasuki tahun kedua di berbagai bidang, terlepas dari kenyataan bahwa industri militernya beroperasi 24 jam sehari, dan terlepas dari kedatangan ratusan kiriman senjata Amerika Serikat (AS) ke Tel Aviv.

Beberapa pekan setelah pertempuran "Badai Al-Aqsa" pada 7 Oktober 2023, persediaan senjata, amunisi, bom, rudal, helikopter Apache, dan bahkan bahan peledak yang digunakan untuk menghancurkan terowongan dan permukiman di Jalur Gaza mulai menipis.

Baca Juga

Pada pekan berikutnya setelah 7 Oktober 2023, para perwira tentara penjajah membuka gudang-gudang peralatan militer di dua divisi cadangan utama Komando Utara dan Selatan, dan menutup mata terhadap kurangnya peralatan untuk pasukan cadangan.

Krisis yang memburuk

Selain kurangnya radio, jaket keramik, dan ratusan tank dan pengangkut personel lapis baja yang tidak dapat digunakan, para perwira mencatat bahwa lebih dari 50 persen komandan lapangan tidak memiliki alat penglihatan malam, alat yang sangat penting untuk pertempuran darat dalam pasukan modern mana pun, seperti yang dimiliki Hamas dan Hizbullah.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Ketika perang berlarut-larut, diikuti dengan proses Pengadilan Kriminal Internasional, tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta meluasnya embargo senjata global terhadap Israel, krisis ini semakin memburuk, demikian menurut investigasi yang dilakukan oleh suplemen 7 Days dalam edisi akhir pekan Yedioth Ahronoth.

Menurut investigasi tersebut, tentara penjajah menderita kekurangan persediaan senjata yang parah dan menghadapi masalah dalam semua aspek pelaksanaan perang, terutama di Gaza.

Investigasi menyimpulkan bahwa Amerika tidak selalu dapat menyediakan segalanya, beberapa negara telah mengumumkan embargo, ada juga persaingan sengit dengan Ukraina, sementara produsen menuntut harga selangit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement