Rabu 20 Nov 2024 16:22 WIB

Zelenskyy: Ukraina akan Kalah Bila AS Setop Bantuan Militer

Zelenskyy sebut perang Rusia-Ukraina dalam keadaan sulit.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers bagian dari KTT perdamaian Ukraina di Buergenstock, Swiss, Sabtu, 15 Juni 2024.
Foto: AP Photo/Laurent Cipriani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers bagian dari KTT perdamaian Ukraina di Buergenstock, Swiss, Sabtu, 15 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- - Berakhirnya bantuan militer Amerika Serikat ke Kiev akan menyebabkan kekalahan Ukraina dalam konflik bersenjata dengan Rusia. Demikian disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

"Jika mereka melakukan penghentian, saya pikir kita akan kalah," kata Zelensky dalam wawancara dengan Fox News pada Selasa ketika ditanya apa yang akan terjadi jika Amerika Serikat menghentikan atau mengurangi pendanaan militer ke Ukraina..

Baca Juga

"Konflik Ukraina sekarang berada dalam masa tersulit," kata Zelenskyy menambahkan. 

Dia menilai bahwa akan sangat berbahaya bagi Ukraina jika tidak ada persatuan di antara negara-negara Eropa mengenai masalah Ukraina. Hal yang paling penting juga, kata ia, adalah persatuan antara Ukraina dan Amerika Serikat."

Pemimpin Ukraina itu percaya bahwa Presiden terpilih AS Donald Trump dapat mengakhiri konflik.

"Ini tidak akan mudah, tapi saya pikir jika menggunakan semua isu yang dimiliki Amerika, maka ya, dia bisa. Karena dia jauh lebih kuat dari Putin. Dia lebih kuat. Amerika Serikat lebih kuat. Ekonomi, lebih kuat. Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang sangat besar," kata Zelenskyy.

Selama kampanye pemilu, Trump berjanji akan dapat mencapai resolusi konflik Ukraina melalui negosiasi, dan berulang kali mengklaim bahwa ia bisa menyelesaikannya hanya dalam satu hari.

Di lain pihak, para pejabat Rusia percaya bahwa masalah ini terlalu rumit untuk diselesaikan dengan cara yang sederhana.

Trump juga sering mengkritik kebijakan AS mengenai konflik Ukraina dan mengkritik Zelenskyy secara pribadi, menyebutnya sebagai 'penjual terhebat' yang setiap kunjungannya menghasilkan paket bantuan bernilai miliaran dolar dari Amerika Serikat.

Pemilihan presiden telah berlangsung di AS pada 5 November.

Kandidat Partai Republik Donald Trump, yang menjabat sebagai presiden AS dari 2017-2021, dinyatakan sebagai pemenang. Sementara kandidat Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahan dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya.

Lembaga Elektoral atau Electoral College akan memberikan suara sesuai dengan keinginan pemilih pada 17 Desember, dan Kongres baru akan menyetujui hasil pemungutan suara pada 6 Januari. Pelantikan presiden baru AS akan dilakukan pada 20 Januari.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement