Ahad 17 Nov 2024 15:20 WIB

Rumah Netanyahu Dilempari Suar, Israel Heboh

Ini kali kedua rumah Netanyahu mendapatkan serangan.

Warga Israel berdemonstrasi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat menteri pertahanan  Yoav Gallant, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 5 November 2024.
Foto: AP Photo/Oded Balilty
Warga Israel berdemonstrasi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat menteri pertahanan Yoav Gallant, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 5 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Tiga orang ditangkap pada Ahad dini hari setelah sepasang suar ditembakkan ke kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kaisarea dan mendarat di halaman, kata Polisi Israel. Ini serangan kedua terhadap kediaman Netanyahu dlama beberapa waktu belakangan.

Dilansir the Times of Israel, tidak ada kerusakan yang dilaporkan dalam insiden tersebut dan pernyataan bersama dari badan keamanan menekankan bahwa Netanyahu dan keluarganya tidak ada di rumah pada saat itu.

Baca Juga

Unit kejahatan besar Lahav 433 Kepolisian Israel dan Shin Bet sedang menyelidiki insiden tersebut, yang menurut mereka “menandai eskalasi yang berbahaya.” Insiden ini menuai kecaman dari seluruh spektrum politik. Reaksi terhadap insiden tersebut segera muncul, dan Presiden Israel Isaac Hertzog menggambarkannya sebagai "insiden yang sangat berbahaya". 

Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid mengecam keras insiden tersebut, menuntut tindakan segera diambil untuk menangkap pelakunya dan membawa mereka ke pengadilan. Anggota parlemen Benny Gantz juga menyuarakan kecaman Lapid dengan mengatakan bahwa insiden tersebut adalah “hal yang sangat berbahaya.”  

Pemimpin partai Yisrael Beytenu, Avigdor Lieberman, juga menirukan pernyataan para pejabat tersebut, dan menyebutnya sebagai insiden berbahaya.

Belum diumumkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Namun patut dicata bahwa musuh Netanyahu bukan saja kelompok perlawanan dari luar Israel. Ribuan warga Israel juga belakangan terus berunjuk rasa mendesak turunnya Netanyahu akibat tak becus menjaga keamanan Israel dan tak kunjung berhasil membebaskan para sandera.

Benjamin Netanyahu dilaporkan belakangan lebih sering bekerja dari ruangan yang diperkuat di lantai bawah tanah Kantor Perdana Menteri, dibandingkan dari kantor biasanya di lantai yang lebih tinggi. Hal ini ia lakukan selepas drone Hizbullah mencapai kediamannya pada Oktober lalu.

Pesawat tak berawak yang meledak tersebut, diluncurkan dari Lebanon pada tanggal 19 Oktober oleh kelompok Hizbullah, meledak di rumah Netanyahu ketika dia sedang berada di luar rumah. Pesawat tersebut menghancurkan – meskipun tidak menembus – jendela kamar tidur, sehingga menyebabkan kerusakan.

Sementara, Almayadeen melansir bahwa serangan roket yang diluncurkan dari Lebanon pada Sabtu menyebabkan kerusakan dan kehancuran yang signifikan di wilayah Haifa yang diduduki, termasuk pemadaman listrik yang berdampak pada beberapa bagian wilayah tersebut. 

Sejumlah roket menghantam Haifa, di tengah bunyi sirene peringatan di kota dan sekitarnya, khususnya di Krayot. Tercatat ada beberapa korban jiwa pasca kejadian tersebut, serta kerusakan bangunan dan kendaraan di Karmiel. Walikota Haifa, Yona Yahav, mengatakan bahwa kota tersebut telah menjadi target utama Hizbullah, yang "tidak menyayangkan mereka [para pemukim]", sehubungan dengan serangan tersebut.

photo
Kondisi jendela kamar Benjamin Netanyahu yang diserang drone Hizbullah pada Sabtu (19/10/2024). - (Dok IDF)

Perlu dicatat bahwa Hizbullah telah mengumumkan tujuh operasi, lima di antaranya terkoordinasi dan simultan, menggunakan berbagai macam drone serbu dan roket canggih yang diluncurkan di berbagai pangkalan di Haifa yang diduduki. 

Di antara pangkalan-pangkalan tersebut adalah markas komando angkatan laut Shayetet 13 di Atlit, selatan Haifa, yang diserang dengan satu skuadron drone penyerang, Pangkalan Angkatan Laut Stella Maris, yang menjadi sasaran dua kali, Pangkalan Teknis dan Angkatan Laut Haifa, Pangkalan Tirat Carmel, dan untuk pertama kalinya, Pangkalan bahan bakar Nesher. Semua pangkalan yang menjadi sasaran terletak antara 35-40 km dari perbatasan Palestina-Lebanon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement