Kamis 17 Oct 2024 05:27 WIB

Ini Pernyataan Lengkap Asosiasi Sepak Bola Bahrain, Minta Laga Vs Indonesia Dipindah

BFA beralasan keselamatan para pemainnya terancam jika bermain di Indonesia.

Rep: isr/ Red: Israr Itah
Suporter timnas Indonesia memberikan dukungan saat melawan Timnas Bahrain dalam laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Nasional Bahrain, Kamis (10/10/2024). Pertandingan berakhir seri 2-2. Gol Indonesia dicetak Ragnar Oeratmangoen di menit ke-48 dan Rafael Struick menit ke-74. Dua gol Bahrain dicetak Mohamed Jasim Marhoon di menit ke-15 dan menit 99.
Foto: Dok PSSI
Suporter timnas Indonesia memberikan dukungan saat melawan Timnas Bahrain dalam laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Nasional Bahrain, Kamis (10/10/2024). Pertandingan berakhir seri 2-2. Gol Indonesia dicetak Ragnar Oeratmangoen di menit ke-48 dan Rafael Struick menit ke-74. Dua gol Bahrain dicetak Mohamed Jasim Marhoon di menit ke-15 dan menit 99.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) memanfaatkan teror siber yang dari pendukung timnas Indonesia untuk keuntungan mereka. BFA meminta laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia melawan Indonesia yang direncanakan berlangsung 25 Maret 2025 agar dipindahkan ke luar wilayah NKRI.

Alasan yang disampaikan adalah keselamatan para pemainnya. BFA tak mau mengambil risiko keselamatan tersebut jika laga tetap digelar di Indonesia.

Baca Juga

Namun jika dilihat dari sisi persaingan olahraga, langkah BFA ini merupakan upaya untuk memenangi persaingan ketat di Grup C pada babak ketiga ini. Sebab di atas kertas, satu tempat lolos langsung ke Piala Dunia 2026 akan menjadi milik Jepang.

Kemudian, tempat kedua yang juga berhak mendapatkan tiket lolos langsung akan diperebutkan oleh Australia dan Arab Saudi. Sementara peringkat keempat jadi perebutan antara Bahrain, Indonesia, dan China. Peringkat ketiga dan keempat di klasemen akhir Grup C punya kesempatan lanjut ke babak keempat untuk menggapai tiket tersisa lolos langsung ke AS, Kanada, Meksiko.

Melihat empat laga yang sudah dijalani, Bahrain tampaknya berhitung Indonesia akan jadi pesaing yang sulit ditaklukkan. Terlebih, laga akan digelar di kandang Indonesia. Saat menjadi tuan rumah saja, Bahrain harus berjuang habis-habisan dan akhirnya bisa memaksakan hasil imbang 2-2 setelah injury time enam menit molor menjadi sembilan menit.

Peluang memindahkan laga agar tak digelar di Indonesia akan memperbesar peluang mereka mendapatkan hasil lebih baik timnas kita. Tampaknya cara ini yang tengah ditempuh BFA untuk mewujudkan hal tersebut dengan menjadikan teror siber dan ancaman pembunuhan sebagai alasannya.

Sejak hasil imbang kontra Indonesia tengah pekan lalu, akun BFA memang mendapatkan teror bergelombang dari netizen Indonesia yang kecewa tim Garuda gagal menang.

Netizen Indonesia menuding BFA menggunakan koneksi Presiden AFC Salman bin Ibrahim Al Khalifa yang berasal dari Bahrain untuk "mengatur" pertandingan. Sebab, wasit Ahmed Al Kaf dari Oman dinilai berat sebelah sepanjang laga, dengan memberikan hukuman pelanggaran setiap duel bola dan pemain Bahrain jatuh berguling-guling. Sementara hal sebaliknya tak diterima para pemain Indonesia ketika mendapatkan perlakuan serupa dari pemain Bahrain.

Puncaknya, wasit Ahmed Al Kaf memperpanjang injury time dari enam menit sampai sembilan yang berujung pada gol Bahrain. Kemarahan dan kekecewaan netizen Indonesia itu dilampiaskan ke akun media sosial BFA, timnas Bahrain, dan para pemainnya.

Tudingan BFA bermain mengatur pertandingan berseliweran. Akun website dan media sosial BFA juga menjadi sasaran peretasan. Sejumlah tempat di Bahrain dinamai AFC Mafia oleh netizen kita.

Berikut ini pernyataan lengkap BFA terkait perlakuan netizen Indonesia terhadap mereka dan keinginan untuk memindahan laga Indonesia vs Bahrain ke luar wilayah NKRI.

Pernyataan dari Asosiasi Sepak Bola Bahrain terkait perlakuan tak dapat diterima dari fans Indonesia kepada Asosiasi Sepak Bola Bahrain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement