Sabtu 12 Oct 2024 06:00 WIB

Kemendikbud Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran

Kemendikbud mendorong merdeka belajar.

Program Merdeka Belajar memungkinkan mahasiswa untuk memilih jalan pendidikan sesuai passion dan kebutuhan karier mereka.
Foto: Dok Republika
Program Merdeka Belajar memungkinkan mahasiswa untuk memilih jalan pendidikan sesuai passion dan kebutuhan karier mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemendikbudristek menggelar kegiatan bertajuk Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran sebagai ruang apresiasi, berbagi inspirasi, serta gotong royong antar pemangku kepentingan dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang Cerdas dan Berkarakter.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Baharudin menyampaikan kegiatan itu merupakan salah satu wujud komitmen Kemendikbudristek dalam mendukung percepatan pemulihan pembelajaran di Indonesia.

Baca Juga

“Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran bukan hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga menjadi ruang untuk berbagi inspirasi dan praktik baik dari seluruh penjuru tanah air. Melalui pameran, diskusi, dan sesi pemodelan pembelajaran, kita akan menyaksikan berbagai inisiatif dan inovasi yang telah berhasil diterapkan di sekolah-sekolah dan komunitas di masyarakat,” ujar Baharudin secara daring di Jakarta pada Jumat.

Ia mengatakan, setelah melewati tantangan berat akibat pandemi, sektor pendidikan di Indonesia dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk menanggulangi learning loss yang dirasakan oleh jutaan murid di seluruh negeri.

Lebih lanjut, Baharudin berharap, kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran dapat menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dalam mendukung pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dan numerasi di lingkungan pendidikan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah mengatakan di Indonesia, literasi sering kali hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, dan numerasi dianggap sekadar keterampilan berhitung.

Padahal, lanjut Itje, literasi mencakup pemahaman teks dan konteks secara kritis, sedangkan numerasi melibatkan kemampuan untuk berpikir secara logis dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Sebagai penghubung utama antara Indonesia dan UNESCO, lanjutnya, KNIU memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam bidang pendidikan.

KNIU mengimplementasikan berbagai program yang mendukung literasi dan numerasi sebagai bagian dari SDGs 4.

Itje mengatakan, kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti guru, kepala sekolah, dan orang tua sangat penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi.

Kerja sama antarpihak itu mencakup pengembangan komunitas belajar dan berbagi praktik yang baik, di mana pengalaman dan pengetahuan dapat saling dibagikan.

“Merdeka Belajar mendorong kolaborasi yang lebih luas dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kolaborasi, literasi dan numerasi dapat diperkaya dengan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan yang berbeda, sehingga mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih menyeluruh dan kontekstual,” tegas Itje.

Adapun manfaat dari kegiatan ini, lanjutnya, sebagai landasan terciptanya semangat gotong royong yang berkelanjutan antara seluruh pemangku kepentingan yang bersinergi dengan saling memberdayakan dalam upaya pemulihan pembelajaran.

Selain itu melalui kegiatan ini akan menjadi wadah untuk saling berbagi praktik baik atas aksi nyata dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Seluruh aksi nyata yang tercipta dapat dimanfaatkan dan direplikasi sebagai program yang berkelanjutan sebagai upaya pemulihan pembelajaran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement