REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Presiden terpilih Prabowo Subianto masih menimbang secara matang siapa saja yang akan masuk dalam kabinet pemerintahan lima tahun ke depan.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf meyakini separuh dari susunan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran bakal diisi para kader Nahdlatul Ulama (NU) mengacu fakta demografis penduduk Indonesia.
"Seperti yang saya bilang, NU ini fakta demografis, realitas demografis," ujar Yahya usai acara Simposium Pesantren 2024 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa.
Yahya kemudian menuturkan berdasarkan hasil survei, lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan warga NU. "Jadi kalau diukur secara demografis, saya kira kabinet nanti minimal separuhnya NU lah," ucap Yahya.
Sementara itu, saat ditanya soal posisi menteri yang diharapkan dari Prabowo, Yahya menegaskan bahwa kader NU siap mengemban posisi apapun yang diberikan.
"Ya terserah pemerintah lah, terserah Pak Prabowo wong kabinet Pak Prabowo. Semuanya siap, kader NU siap," ujar dia.
Yahya menegaskan PBNU berkomitmen mendukung pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto sehingga diharapkan tetap ada kesinambungan terkait kebijakan strategis yang telah dimulai pada era Presiden Joko Widodo.
"Saya kira itu baik sekali, bahwa mudah-mudahan itu bisa lebih mendorong kesinambungan mengenai inisiatif-inisiatif strategis yang telah dimulai oleh Pak Jokowi," kata dia.
Kalaupun harus ada perubahan, ujar Yahya, diharapkan ada pembicaraan bersama sehingga inisiatif baik yang telah dimulai tidak hilang sia-sia.
"Supaya inisiatif yang sudah diambil tidak sia-sia karena hilang begitu saja sebelum apa yang menjadi visinya tercapai," ujar Yahya Cholil Staquf.