Jumat 04 Oct 2024 11:26 WIB

Bersama LAN RI dan Pijar Foundation, 40 Pimpinan ASN Siapkan Strategi Ekonomi Masa Depan

Para peserta melakukan kegiatan diskusi dan survey lapangan ke masyarakat.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) bermitra dengan Pijar Foundation dalam penyelenggaraan program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, yang menjadi penguatan wajib untuk pimpinan ASN di Indonesia.
Foto: Dok. ANT
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) bermitra dengan Pijar Foundation dalam penyelenggaraan program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, yang menjadi penguatan wajib untuk pimpinan ASN di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Indonesia memiliki target mencapai pertumbuhan ekonomi 8% di tengah berbagai dinamika global, terutama digitalisasi dan perubahan iklim. Target ini memerlukan pimpinan Pemerintahan yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam menyusun kebijakan dan membangun kolaborasi strategis.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) bermitra dengan Pijar Foundation dalam penyelenggaraan program Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, yang menjadi penguatan wajib untuk pimpinan ASN di Indonesia. Selama 4 hari di Bali, 40 pimpinan ASN dari Eselon I dan II, yang mewakili beragam instansi pusat dan daerah, membangun rancangan strategi pertumbuhan ekonomi masa depan Indonesia. Antara lain, para peserta melakukan kegiatan diskusi dan survey lapangan ke masyarakat yang menjadi target kebijakan.

Baca Juga

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Muhammad Taufiq, DEA selaku Plt. Kepala LAN RI, menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat di era perubahan. “Masa depan datang jauh lebih cepat dari yang kita perkirakan. Dengan target-target Pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan melalui ekonomi digital dan hijau, para pimpinan ASN berperan penting dalam mendorong kesiapan organisasi dalam beradaptasi.”

Ferro Ferizka, CEO dan Co-Founder Pijar Foundation, menyampaikan peran strategis pimpinan ASN dalam mendorong daya saing Indonesia di level global. "Indonesia harus cepat menangkap peluang global, dengan menyiapkan talenta, inovasi, dan kebijakan publik. Jika tidak bergerak cepat dengan kolaborasi multi-sektor, peluang ini bisa terlewat," kata dia.

Pasca-acara, para peserta berkomitmen menerapkan proyek perubahan di instansi masing-masing. Acara ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi multi-sektoral yang solid untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement