REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan upaya Israel mengubah Lebanon menjadi 'Gaza yang lain' harus dihentikan. Hizbullah, kata ia, tidak dapat melakukan pertempuan sendirian.
"Serangan besar-besaran Israel terhadap Hizbullah di Lebanon adalah krisis kemanusiaan dan kemanusiaan yang berisiko membawa wilayah tersebut ke dalam konflik yang lebih luas," kata presiden baru Iran kepada Fareed Zakaria dari CNN dalam sebuah wawancara eksklusif.
“Ada bahaya bahwa peristiwa yang terjadi (di Lebanon) akan meluas ke seluruh wilayah,” kata Pezeshkian.
Ketika ditanya apakah Iran akan menasihati Hizbullah untuk menahan diri dalam menanggapi serangan Israel? Pezeshkian mengatakan Hizbullah menghadapi sebuah negara yang bersenjata lengkap dan memiliki akses terhadap sistem persenjataan yang jauh lebih unggul dari negara lain.
“Kita tidak boleh membiarkan Lebanon menjadi Gaza lain yang berada di tangan Israel,” dia memperingatkan.
“Hizbullah tidak bisa melakukan hal itu sendirian. Hizbullah tidak bisa berdiri sendiri melawan negara yang dibela, didukung, dan disuplai oleh negara-negara Barat, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat.”
Pezeshkian berbicara dengan CNN ketika para pemimpin dunia berkumpul untuk Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) pada hari Selasa, di mana permusuhan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon diperkirakan akan mendominasi agenda diskusi.
Pezeshkian memperingatkan bahwa kejadian ini bisa berkembang menjadi konflik regional, yang "bisa berbahaya bagi masa depan dunia dan planet Bumi itu sendiri, jadi kita harus mencegah tindakan kriminal yang dilakukan oleh Israel.
Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Lebanon telah mencapai lebih dari orang, dengan 1.645 lainnya terluka sejak Senin pagi. Demikian disampaikan kementerian kesehatan Lebanon. Sebanyak 35 anak-anak dan 58 wanita termasuk di antara mereka yang syahid.
Tentara Israel mengatakan mereka telah menyerang 1.100 sasaran dengan lebih dari 1.400 jenis amunisi di Lebanon selatan dan timur dalam 24 jam terakhir.
Pesawat tempur dan drone Israel melakukan sekitar 650 serangan dengan menargetkan bangunan, kendaraan dan infrastruktur. Pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap “ratusan sasaran di Lebanon”.