Senin 23 Sep 2024 15:15 WIB

Pelepasan Kapten Philip Picu Retakan di Tubuh OPM

TPNPB menuding ada penyerahan uang dalam pelepasan Kapten Philip

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Kapten Philip Mark Mehrtens bersama tokoh Nduga Edison Gwijangge (kedua dari kiri) di Nduga, Sabtu (21/9/2024).
Foto:

Markas Pusat TPNPB-OPM marah dengan keputusan Egianus Kogeya yang melepaskan Kapten Philip ke pihak Indonesia. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pihaknya sejak awal mendukung keputusan Egianus yang akan membebaskan pilot Susi Air itu dengan alasan kemanusian.

Tetapi, kata Sebby, pelepasan pilot 37 tahun itu, tak semestinya diserahkan ke pihak Indonesia. Melainkan kata Sebby, langsung ke pihak militer, atau kepolisian Selandia Baru. Kemauan TPNPB-OPM tersebut, sudah direncanakan melalui proposal pembebasan Kapten Philip yang dilayangkan terbuka pada 17 September 2024.

Kata Sebby, penyerahan Kapten Philip oleh Egianus ke pihak TNI-Polri melalui peran Edison Gwijangge, adalah bentuk ketundukan Egianus kepada otoritas Indonesia. “Egianus Kogeya dan kelompok tergiur kepentingan politik Pilkada Nduga. Edison Gwijangge janji kasih uang untuk beli senjata, maka Egianus Kogeya dan kelompoknya serahkan pilot ke Edison Gwijangge untuk diserahkan ke TNI-Polri,” kata Sebby melalui siaran pers, Ahad (22/9/2024).

Sebby mengungkapkan, selain adanya peran dari Edison, keputusan Egianus membebaskan Kapten Philip ke pihak Indonesia, adalah atas bujukan dari satu orang asing asal Finlandia, yakni Juha Christopher.

TPNPB-OPM menuding Egianus sudah berkhianat atas misi perjuangan kelompok bersenjatanya untuk kermerdekaan Papua dari Indonesia dengan penyerahan Kapten Philip ke pihak Indonesia itu. “Mengejutkan dengan Egianus Kogeya dengan kelompoknya mengkhianati TPNPB yang ditugaskan bekerja keras. Kami anggap ini mengkhianati,” kata Sebby. 

Menurutnya tak semestinya Egianus menyerahkan Kapten Philip ke pihak TNI maupun Polri. Sebab kata Sebby, sejak Agustus 2024, Egianus sendiri, yang meminta Markas Pusat TPNPB-OPM bernegosiasi dengan otoritas militer, dan kepolisian, serta pemerintahan di Selandia Baru dalam upaya memulangkan Kapten Philip ke kampung halaman. 

Dan pada Selasa 17 September 2024, kata Sebby, TPNPB-OPM sudah menyampaikan proposal pembebasan Kapten Philip ke pihak Selandia Baru. Bahkan, kata Sebby, dalam proposal tersebut, TPNPB-OPM bersama-sama 10 fasilitator yang ditunjuk, akan menjemput Kapten Philip untuk dibawa ke Papua Nugini melalui Sentani-Jayapura. Rencana penjemputan tersebut, kata Sebby, dengan membawa serta otoritas militer dan kepolisian, serta pemerintahan Selandia Baru. 

photo
Foto negosiator Finlandia Juha Christopher bersama anggota TPNPB-OPM. - (Dok TPNPB-OPM)

“Tetapi tanggal 21 September 2024, membuktikan mereka (Egianus Kogeya) adalah kelompok-kelompok yang pengecut yang menyerahkan diri kepada TNI-Polri dengan menyerahkan pilot kepada TNI Polri. Itu artinya mereka tunduk kepada TNI-Polri yang kami anggap mereka musuh. Menyerahkan pilot kepada TNI Polri dengan tawaran uang,” begitu kata Sebby. TPNPB-OPM, kata Sebby, pun menuding Egianus mendapatkan uang tebusan dari pelepasan Kapten Philip tersebut. 

“Kami curigai mereka terima suap dari Indonesia. Kami punya kecurigaan yang akan menjadi benar,” ujar Sebby. Atas nama TPNPB-OPM, kata Sebby, tak lagi mengakui Egianus sebagai bagian dari panglima sayap bersenjata Papua Merdeka. Sebby menegaskan, kelompok bersenjata Papua Merdeka akan memberi perhitungan atas keputusan Egianus tersebut. “Tidak akan ada ampun bagi kelompok mereka di Tanah Papua. Mereka akan menanggung konsekuensi. Siapa yang berkhianat akan mati. Dia dan keluarganya mengkhianati perjuangan masyarakat Papua. Satu komando berkhiat tidak masalah. Kami (TPNPB-OPM) punya 35 komando di Papua,” begitu kata Sebby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement