Kamis 19 Sep 2024 06:16 WIB

Setelah Pager, Kini Radio Genggam yang Digunakan Hizbullah Juga Meledak Bersamaan

Ledakan radio genggam menewaskan setidaknya 14 orang, diduga Israel terlibat.

Walkie Talkie meledak di Lebanon
Foto:

Meskipun Israel belum berkomentar langsung mengenai serangan alat itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia berjanji ribuan warga Israel yang mengungsi akibat pertempuran lintas perbatasan akan kembali ke rumah mereka.

Yoav Gallant, menteri pertahanan Israel, mengatakan, "Kami membuka babak baru dalam perang."

Israel dan Hizbullah, sebuah gerakan yang lahir dari perlawanan terhadap pendudukan Israel tahun 1982-2000 di Lebanon selatan, telah bertempur selama hampir satu tahun.

Konflik terbaru mereka dimulai ketika Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel untuk membantu meredakan tekanan terhadap Hamas saat militer Zionis memulai perangnya di Gaza pada Oktober 2023. Pertempuran tersebut telah menewaskan ratusan warga Lebanon, sebagian besar pejuang Hizbullah, dan puluhan warga Israel.

Meskipun Israel secara teratur mengancam akan menyerang Lebanon sebagai tanggapan, Hizbullah bersikeras tidak menginginkan eskalasi dan akan mengakhiri serangannya setelah Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

Rusia dan Mesir mengatakan serangan pada Selasa merupakan upaya untuk menyeret kawasan tersebut ke dalam perang yang lebih luas. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan objek sipil tidak boleh dijadikan senjata.

Baik pager yang meledak pada Selasa maupun radio yang meledak keesokan harinya dilaporkan diimpor ke Lebanon oleh Hizbullah sekitar lima bulan lalu.

Pager Gold Apollo dilacak kembali ke produsen elektronik Taiwan, yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan yang berpusat di Budapest telah memberi lisensi kepada perusahaannya untuk memproduksi pager tersebut.

Keterlibatan Mossad

Beberapa laporan media mengatakan badan intelijen Mossad Israel menanam bahan peledak di pager tersebut.

Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada MEE bahwa serangan pager tersebut merupakan kejutan bagi aparat keamanan gerakan tersebut dan penyelidikan segera diluncurkan.

"Orang yang memesan pager tersebut adalah seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan partai tersebut. Ia diberi harga yang sangat bagus untuk perangkat tersebut," kata sumber tersebut.

"Itu adalah kelalaian dari pihak Hizbullah karena mereka tidak memeriksa atau menguji pager tersebut dengan saksama sebagaimana mestinya, mengingat mereka mempercayai orang yang menyediakannya."

Elias Jradeh, seorang anggota parlemen dan seorang dokter mata, mengatakan bahwa cedera yang ia lihat sebagian besar terkonsentrasi di mata, wajah, dan tangan.

"Banyak orang memegang pager di wajah mereka untuk membaca pesan yang mereka terima ketika perangkat itu meledak," kata Jradeh kepada MEE.

"Mereka mengalami kerusakan pada satu atau kedua mata dan dalam beberapa kasus kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki. Yang lainnya juga mengalami kerusakan wajah."

Menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah, pager yang meledak itu tidak digunakan oleh para pejuang, melainkan oleh jaringan luas anggota sipil partai yang bekerja di berbagai lembaga, termasuk tenaga medis, administrator, pekerja media, dan lain-lain.

Sumber tersebut mengatakan pager umumnya digunakan untuk arahan, pemanggilan, keadaan darurat, atau untuk menunjukkan keadaan siaga.

Seorang warga Dahiyeh menggambarkan momen ketika pager diledakkan secara bersamaan, dan mengatakan kepada MEE: “Anda dapat mendengar suara letupan di seluruh jalan. Orang-orang benar-benar diledakkan satu per satu. Itu tidak nyata, seperti mimpi buruk.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement