Ahad 19 Oct 2025 16:59 WIB

Dengan Anggaran Militer 64 Miliar Dolar AS, Israel Gagal Patahkan Strategi Hamas Satu ini

Dengan sumber daya seadanya, Hamas berhasil patahkan serangan Israel yang modern.

Pejuang Qassam meletakkan peledak di kendaraan lapis baja Israel,
Foto: Dok Istimewa
Pejuang Qassam meletakkan peledak di kendaraan lapis baja Israel,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dengan anggaran militer fantastis sebesar 64 miliar dolar AS - cukup untuk membangun sepuluh kota modern - Israel justru terjebak dalam labirin ketakutan yang digali dengan sekop sederhana.

Sementara pesawat tempur F-35 mereka terbang dengan teknologi siluman, para pejuang Hamas justru bergerak tak terlihat dalam kegelapan terowongan, membuktikan bahwa kecerdikan tak ternilai lebih mematikan daripada tumpukan dolar. Inilah ironi perang abad 21: raksasa teknologi yang lumpuh oleh strategi kuno yang dijalankan dengan sempurna, yaitu perang asimetris.

Baca Juga

Perang asimetris adalah bentuk konflik yang memunculkan kekuatan bertempur sangat tidak seimbang, baik dari segi sumber daya militer, strategi, maupun teknologi. Dalam perang ini, pihak yang lebih lemah tidak akan melawan secara langsung di medan tempur konvensional, karena mereka menyadari akan kalah.

Sebaliknya, mereka akan memanfaatkan taktik yang tidak lazim dan tidak terduga untuk mengeksploitasi kelemahan musuh yang lebih kuat. Strategi ini sering kali dilakukan oleh aktor non-negara, seperti kelompok gerilya atau teroris, melawan tentara reguler suatu negara.

Karakteristik utama dari perang asimetris adalah pergeseran fokus dari kekuatan militer konvensional ke metode non-konvensional. Ini termasuk taktik gerilya seperti serangan mendadak, penyergapan, dan sabotase yang bertujuan untuk melemahkan musuh secara perlahan dan mengikis semangat juang mereka.

Pihak yang lebih lemah juga sering menggunakan taktik psikologis, seperti propaganda dan serangan siber, untuk memengaruhi opini publik dan menciptakan ketidakstabilan di dalam negeri musuh.

Selain itu, perang asimetris sering mengaburkan batas antara perang dan perdamaian, serta antara kombatan dan warga sipil, karena serangan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

Lingkup perang asimetris tidak hanya terbatas pada ranah militer, tetapi meluas ke berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.

Sebagai contoh, dalam bidang ekonomi, perang asimetris dapat berupa sabotase distribusi bahan pokok atau inflasi yang disengaja untuk melemahkan ekonomi musuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement