Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Senin mengatakan negaranya belum mengirimkan rudal hipersonik ke kelompok Yaman.

"Kami tidak memiliki rudal semacam itu untuk diberikan ke Yaman,” kata Pezeshkian dalam pidato yang disiarkan televisi.

Namun Iran tahun lalu menampilkan apa yang digambarkannya sebagai rudal balistik hipersonik pertama buatan Iran yang diberi nama “Fattah”.

Sedikit kerusakan

Setelah serangan itu, sirene serangan udara berbunyi di Israel tengah, termasuk di Tel Aviv dan Bandara Internasional Ben Gurion, dan banyak warga lari mencari perlindungan. Layanan darurat Israel mengatakan sembilan orang menderita luka ringan saat mencari perlindungan, namun tidak ada korban lain yang dilaporkan.

Operasi bandara juga dilanjutkan segera setelah serangan itu, menurut otoritas bandara.

“Setelah sirene berbunyi beberapa waktu lalu di Israel tengah, sebuah rudal permukaan-ke-permukaan diidentifikasi melintasi Israel tengah dari timur dan jatuh di area terbuka. Tidak ada korban luka yang dilaporkan,” kata militer Israel.

Hamas menyambut baik serangan hari Ahad tersebut, dan mengatakan pihaknya menganggapnya sebagai respons wajar terhadap agresi entitas Zionis terhadap rakyat Palestina. Ia menambahkan bahwa Israel tidak akan aman sampai mereka mengakhiri perang di Gaza.

Serangan pada ini adalah serangan pertama yang dilakukan kelompok Houthi yang mencapai Israel tengah setelah serangan pesawat tak berawak mereka di Tel Aviv pada bulan Juli yang menewaskan satu orang dan melukai empat orang.

Kelompok itu juga mengatakan pihaknya menyerang kapal-kapal di pelabuhan Haifa Israel pada bulan Juni, selain drone dan rudal yang ditembakkan ke arah kota pelabuhan Eilat di Israel selatan.

Kelompok Houthi terus melanjutkan serangan mereka di Laut Merah meskipun ada kampanye koalisi militer pimpinan AS sejak Januari untuk mengusir mereka.

Ikuti Whatsapp Channel Republika