Jumat 06 Sep 2024 17:25 WIB

Suara Lintas Iman Sambut Pesan Ekologis Paus Fransiskus

Seruan Paus Fransiskus untuk kurangi dampak krisis iklim ditujukan pada lintas iman.

Para aktivis jaringan Greenfaith Indonesia turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia.
Foto: dok ist
Para aktivis jaringan Greenfaith Indonesia turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan aktivis pro-lingkungan hidup menyambut positif pesan-pesan yang telah disampaikan Paus Fransiskus saat mengunjungi Indonesia selama 3-6 September 2024. Dalam pernyataan bersama, para aktivis jarngan Greenfaith Indonesia menyatakan, tokoh dari Vatikan itu tidak hanya menyerukan persaudaraan global, tetapi juga mendesak seluruh warga dunia untuk bertindak menangani krisis lingkungan yang kian mengancam.

Dalam Misa Akbar di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Kamis (5/6/2024) lalu, misalnya. Pemimpin umat Katolik sedunia itu mengajak seluruh peserta untuk mengambil bagian dalam menjaga keberlanjutan alam dan melindungi bumi. Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus menyampaikan pesan yang menekankan pentingnya tindakan nyata dalam menghadapi perubahan iklim.

Baca Juga

Bukan hanya ucapan lisan. Paus pun menunjukkan keteladanan nyata. Ia menolak segala kemewahan yang biasa disediakan umumnya pemimpin dunia kala mengunjungi Tanah Air.

Sosok Bapa Suci--demikian kaum Katolik menyebutnya--memilih terbang dengan pesawat komersial, menginap di Kedutaan Vatikan, dan menggunakan kendaraan sederhana.

Saat bertemu dengan para pemuka umat-umat agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024), Paus juga membahas pentingnya kolaborasi lintas iman untuk menghadapi krisis lingkungan. Ia memandang, kerusakan lingkungan sebagai masalah yang harus diatasi bersama.

Suara lintas iman

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha Indonesia, Edi Ramawijaya Putra, mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia baru-baru ini tidak hanya bersejarah, tetapi juga memberikan pelajaran-pelajaran berharga. Di antaranya adalah, inspirasi bahwa keyakinan, persaudaraan, dan cinta kasih adalah energi penting untuk membangun dunia.

"Memastikan keberlanjutan dunia ini bagi generasi berikutnya melalui energi yang bersih, energi yang berkeadilan, dan energi yang berkelanjutan,” kata unsur jaringan Greenfaith yang juga ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang ini, dalam rilis yang diterima Republika, Jumat (6/9/2024).

Senada dengan itu, Aldi Destian Satya dari Pemuda Agama Khonghucu Indonesia memandang, lawatan Paus menjadi simbol pengingat agar seluruh warga Indonesia bergotong royong untuk ikhtiar-ikhtiar melestarikan alam.

Irma Riana Simanjutak dari United Evangelical Mission (UEM) Asia mengatakan, teladan yang ditunjukkan Paus semestinya menyadarkan para pemimpin, terutama yang selama ini terlibat dalam eksploitasi alam.

Menurut tokoh Kristen Protestan ini, pesan-pesan Paus mengajak seluruh umat agama-agama agar terlibat dalam mengurangi dampak krisis iklim. "Termasuk untuk berani mengatakan cukup pada energi fosil. Ini adalah pertobatan ekologis yang harus disuarakan semua agama atau keyakinan,” tegas Irma.

Sebelum meninggalkan Indonesia, Paus Fransiskus dan sejumlah tokoh lintas agama mengukuhkan Deklarasi Istiqlal 2024. Di antara isinya adalah, imbauan agar seluruh umat agama-agama mengambil tindakan tegas untuk menjaga keutuhan lingkungan hidup dan sumber dayanya.

“Karena kita telah mewarisinya (bumi) dari generasi sebelumnya dan berharap untuk dapat meneruskannya kepada anak cucu kita,” demikian kutipan dokumen tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement