REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan mengakui mempertimbangkan untuk mendirikan organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik (parpol). Anies mengatakan hal ini dalam video penjelasannya di Youtube channel miliknya pekan lalu. Ia mengulangi pernyataannya di dalam wawancara dengan Najwa Shihab dengan penekanan sudah ada pihak di dalam timnya yang ditugaskan untuk mengkaji pembentukan ormas/parpol ini.
Alasannya? Anies mengatakan ada aspirasi dan dukungan konkrit terhadapnya. Bilamana Anies mendirikan ormas/parpol, maka pertanyaan lanjutannya adalah massa parpol mana yang akan tergerus oleh kehadiran nya itu.
Hal ini secara relatif bisa dilihat dari sikap dukungan massa lintas parpol terhadap Anies, minimal di pemilihan presiden 2024 kemarin, mengacu dari hasil exit poll sejumlah lembaga survei.
Seperti diketahui, Anies gagal mendapat tiket berlaga di pemilihan kepala daerah 2024 karena tidak ada parpol yang mau mendukungnya. Awalnya Anies mengklaim sudah mendapat dukungan dari Partai PKB dan Partai Nasdem. Namun Anies dalam wawancara dengan Najwa menuding ada kekuatan penguasa yang menggerakkan DPP parpol terkait untuk mengubah arah dukungan, ke Ridwan Kamil-Suswono.
Pada pilpres kemarin, Anies di Jakarta mendapat suara 2,5 juta. Sementara secara nasional mendapat suara 40.971.906 suara. Dari total 38 provinsi, Anies hanya menang di dua provinsi, yakni Sumatra Barat dan Aceh.
Mengacu pada hasil exit poll dari dua lembaga survei yakni Indikator dan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, maka bisa diukur sejauh mana pemilih lintas partai yang mendukung Anies. Tentu saja ini berlaku relatif, namun paling tidak bisa memberikan gambaran kasar sejauh mana dukungan massa parpol kepada Anies, termasuk bisa pindah parpol.
Hasil exit poll Indikator memperlihatkan bahwa tiga partai yang massanya paling banyak memilih Anies adalah: PKS (73,3 persen), Nasdem (49,8 persen), dan PKB (38,7 persen). Ini wajar karena ketiganya adalah parpol utama koalisi Anies. Namun setelah itu, masih ada massa yang beridentitas parpol lawan tetap mendukung Anies, yakni Golkar (16,7 persen), PAN (25 persen), dan Partai Demokrat (17 persen).
Angka persentase di atas memberikan gambaran paling tidak di masing-masing parpol, Anies sudah memiliki basis yang kuat. Angka persentase belum menggambarkan seberapa besar massa parpol yang kemungkinan pindah. Karena ini harus diukur dengan mekanisme lanjutan.
Sementara exit poll dari LSI Denny JA memperlihatkan: Tiga partai yang massanya paling banyak memilih Anies adalah: PKS (71,1 persen), Nasdem (45,7 persen), dan PKB (41,8 persen). Ini wajar karena ketiganya adalah parpol utama koalisi Anies. Namun setelah itu, masih ada massa yang beridentitas parpol lawan tetap mendukung Anies, yakni PPP (29,1 persen), PAN (21 persen), dan Partai Demokrat (19 persen), serta Partai Golkar (15,6 persen).