Kamis 29 Aug 2024 16:12 WIB

Ini Kerugian Anies Jika tak Masuk Partai Politik Menurut Pengamat

Opsi tidak menjadi kader parpol akan membuat Anies mudah pergi ke partai manapun.

Anies Baswedan pamit dengan ibunya, Aliyah Rasyid Baswedan sebelum menemui Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Senin (26/8/2024).
Foto: Dok Republika
Anies Baswedan pamit dengan ibunya, Aliyah Rasyid Baswedan sebelum menemui Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Senin (26/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Guru besar ilmu politik Universitas Andalas Prof Asrinaldi mengatakan, pilihan untuk tidak menjadi kader partai politik akan merugikan karier politik Anies Baswedan. Mantan gubernur Jakarta itu dinilai perlu masuk parpol jika ingin karir politiknya panjang.

“Tentu ini akan merugikan Anies sendiri karena ke depan tentu orang lebih mengedepankan aspek kaderisasi atau kader,” kata Asrinaldi saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan, tuntutan terhadap fungsi partai politik akan membuat pencalonan pemimpin bangsa memprioritaskan kader, bukan tokoh eksternal partai atau nonkader. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa pilihan tidak menjadi kader partai akan menyulitkan Anies untuk berkontestasi di tingkat nasional pada masa mendatang, seperti Pemilu 2029.

“Akan sulit bagi Anies ke depannya untuk mengikuti agenda-agenda politik besar, terutama menempatkan dia sebagai calon pemimpin bangsa karena tuntutan partai untuk mendorong orang-orang yang hebat itu berpartai, yaitu satu keniscayaan dalam sejarah partai politik yang ada di Indonesia ke depannya,” ujarnya.

Walaupun demikian, dia memahami bahwa opsi tidak menjadi kader partai politik akan membuat Anies untuk mudah pergi ke partai manapun atau menjadi pribadi yang bebas. Seperti pada Pemilu 2024, yang mana Anies diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Nasdem, sebagai calon presiden tetapi tidak menjadi kader partai tersebut.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Anies akan diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada Jakarta. Akan tetapi, PDIP memutuskan mengusung kader partainya untuk berkontestasi pada Pilkada Jakarta, yakni Pramono Anung dan Rano Karno.

Pasangan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Anggota DPR RI Rano Karno tiba di Kantor KPU DKI Jakarta pada Rabu (28/8) pukul 11.00 WIB untuk mendaftarkan pencalonannya pada Pilkada Jakarta.

Duet Pramono-Rano menjadi bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pertama yang mendaftar di KPU DKI Jakarta. Selanjutnya, pasangan mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan menteri pertanian Suswono juga mendaftar pada hari yang sama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement