Jumat 09 Aug 2024 19:07 WIB

Iran Tiba-Tiba Pamerkan Rudal Baru yang tak Terdeteksi, Bersiap Serang Israel?

Koalisi negara Arab dilaporkan akan membiarkan rudal-rudal Iran mencapai Israel.

Seorang wanita Iran berjalan melewati spanduk anti-Israel yang memuat gambar rudal Iran, di Teheran, Iran, 16 April 2024.
Foto:

Koalisi negara Arab yang dipimpin AS yang menghalau serangan pertama Iran ke Israel pada April lalu dilaporkan kali ini akan lepas tangan. Mereka tak mau lagi mencegat rudal-rudal dari Iran ke Israel sebagai balasan pembunuhan terhadap kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh pekan lalu.

The Washington Post melaporkan, koalisi tersebut, yang mencakup Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, mulai dikenal publik pada 13 April, ketika mereka membantu Israel dalam mencegat drone dan rudal yang diluncurkan dari Iran sebagai tanggapan atas agresi Israel di konsulatnya di Damaskus.

Saat itu, panglima militer Israel memuji kolaborasi tersebut karena membuka peluang baru untuk kerja sama di Timur Tengah. Sementara Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyoroti bahwa kolaborasi saat itu mengirimkan pesan yang kuat tentang posisi Israel di kawasan versus di mana posisi Iran di wilayah tersebut.

Namun, empat bulan kemudian, Israel mendapati dirinya semakin terisolasi di wilayah tersebut. Hal itu dapat membuat pertahanan Israel semakin rentan, tulis the Washington Post. Analis menambahkan bahwa bahkan dengan dukungan AS, terdapat kekhawatiran yang semakin besar bahwa sistem pertahanan udara Israel akan kesulitan untuk mengusir mencegat serangan besar-besaran dan terkoordinasi.

Laporan tersebut menyoroti bahwa pada April, negara-negara Arab mengecilkan keterlibatan mereka dalam memukul mundur serangan Iran, berhati-hati terhadap pembalasan Teheran dan enggan untuk terlihat bersekutu dengan Israel. Hal itu di tengah kemarahan publik yang meluas atas jatuhnya korban warga Palestina di Jalur Gaza.

Saat ini, negara-negara Arab juga berusaha menjauhkan diri dari campur tangan di masa depan. Yordania dan Arab Saudi secara tegas menyatakan tidak ingin wilayah udara mereka menjadi medan perang, sedangkan Mesir menyatakan tidak akan ikut serta dalam poros militer untuk menghalau serangan Iran.

Pernyataan publik ini “sangat meresahkan,” surat kabar tersebut mengutip pernyataan seorang politisi senior Israel yang membantu pembentukan koalisi regional.

Berbicara secara anonim karena sifat sensitif dari masalah ini, ia mencatat bahwa meskipun negara-negara Arab yang berada dalam jangkauan rudal sangat ingin membendung Iran, hubungan mereka dengan Israel rapuh dan akan diuji dalam skala besar. Menghadapi kemungkinan perang besar-besaran, politisi tersebut mengakui bahwa "Israel beroperasi sendirian."

Hal ini terjadi meskipun Kirby mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa Presiden AS Joe Biden telah “memerintahkan tambahan sumber daya militer ke wilayah tersebut untuk memastikan bahwa, jika Israel diserang, Amerika Serikat dapat membela Israel.”

The Washington Post mengingatkan bahwa serangan balasan Iran pada April terkoordinasi dengan baik, sehingga memberi “Israel” dan sekutunya cukup waktu untuk bersiap.

Para pejabat sekarang khawatir serangan berikutnya akan terjadi lebih tiba-tiba, berskala lebih besar, dan berlangsung lebih lama, berpotensi berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan serangan terkoordinasi dari berbagai arah seperti Irak, Yaman, Suriah, dan Lebanon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement