Rabu 07 Aug 2024 01:44 WIB

Atlet Panahan Berkuda Asal Indonesia Raih Juara Tiga di Moskow

Di perhelatan itu, Indonesia diwakili Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI).

Atlet panahan berkuda Indonesia, Muhammad Yahya Ayyash (kiri) dan Bagas Satria Prabowo (kanan), berlaga di ajang
Foto: Antara
Atlet panahan berkuda Indonesia, Muhammad Yahya Ayyash (kiri) dan Bagas Satria Prabowo (kanan), berlaga di ajang "The Center of National Equestrian Traditions International Cup 2024

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Atlet panahan berkuda Indonesia, Bagas Satria Prabowo, berhasil meraih Juara tiga dalam kompetisi Masahee Individual, di ajang "The Center of National Equestrian Traditions International Cup 2024," yang digelar di Kremlin Riding School, Moskow, Rusia, dari tanggal 2 hingga 4 Agustus 2024. Selain itu, di kompetisi tersebut Indonesia berhasil menempati urutan ke-4, untuk kelas Masahee beregu, di bawah Turki, Iran dan Malaysia.

Di perhelatan itu, Indonesia diwakili Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI), yang merupakan anggota World Horseback Archery Federation (WHAF) semenjak 2019. Kontingen Indonesia terdiri dari Muhammad Yahya Ayyash (23 tahun) asal Jawa Tengah, dan Bagas Satria Prabowo (22 tahun) asal Lampung serta Dhanisa Restya Agung selaku official tim.

Baca Juga

Ketua Umum KPBI, Akhmad Mustain, berharap prestasi Bagas Satria Prabowo yang merupakan mahasiswa Universitas Brawijaya dan Muhammad Yahya Ayyash yang merupakan mahasiswa Universitas Terbuka Yogyakarta, dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi generasi muda Indonesia dalam berkegiatan positif.

“Kami sangat bangga atas pencapaian Bagas Satria Prabowo dan berharap keberhasilannya dapat menjadi kontribusi bagi kemajuan panahan berkuda Indonesia sekaligus melestarikan tradisi panahan berkuda sebagai bagian warisan budaya Bangsa,” ujar Akhmad Mustain.

Pelatih dua atlet Indonesia yang berlaga di Moskow, Bambang Minarno, mengatakan bahwa prestasi tersebut dapat diraih melalui persiapan mental, disiplin dan skill individual Bagas Satria Prabowo serta Muhammad Yahya Ayyash.

“Persiapan dengan disiplin skill dan mental dilakukan sebelum menghadapi jawara-jawara dunia,” kata Bambang Minarno.

Chairman WHAF, Grand Master Kim Young-Sup, dalam sambutannya menekankan bahwa kelas Mogu dan Masahee yang dipertandingkan di kompetisi tersebut, bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi panahan berkuda yang memiliki orisinalitas dalam lembar sejarah, dan meneladani nilai-nilai kesatria masa lalu.

Mogu adalah kelas panahan berkuda dengan target bola yang ditarik kuda lalu diikuti oleh pemanah berkuda untuk ditembakkan anak panah. Sedangkan Masahee adalah menjatuhkan target, dengan menembakkan anak panah dari atas kuda yang berlari kencang. Keduanya memiliki orisinalitas sejarah dari tradisi panahan berkuda Korea dari zaman Dinasti Joseon. Tradisi ini merupakan adaptasi dari budaya Koma-Gun pada masa Dinasti Joseon di Korea.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement