REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi, mengatakan sekitar 500 relawan yang akan berangkat ke Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, tidak menggunakan fasilitas negara.
"Ingat, relawan berangkat ke sana itu tidak menggunakan fasilitas negara. Itu murni gotong royong dari semua relawan. Supaya kita juga ingin lihat," kata Budi Arie saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Budi menjelaskan bahwa para relawan ingin melihat progres pembangunan IKN dan pemindahan Ibu Kota sebagai program warisan (legacy) dari Presiden Joko Widodo. Para relawan pun bergotong royong untuk berangkat ke IKN tanpa menggunakan fasilitas negara.
"Teman-teman biar lihat serius ini rencana pemindahan Ibu Kota Negara IKN ini sebuah program yang sangat serius yang harus kita dukung," kata Budi.
Adapun setelah berkomunikasi dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, relawan batal mengunjungi IKN pada 11 Agustus 2024, seperti yang direncanakan sebelumnya.
Budi mengatakan relawan direncanakan berangkat ke IKN untuk bertemu Presiden Jokowi pada 24-25 Agustus 2024.
"Biar konsentrasi kita 17 Agustus-an dulu. Saya juga udah komunikasi dengan teman-teman relawan. Udah kita jangan terpecah fokusnya. Ini kan 17 Agustus-an dulu, sampai upacara 17 Agustus, baru kita ke sana," kata Budi Arie.
Budi Arie menjelaskan jadwal keberangkatan relawan ke IKN disesuaikan agar tidak mengganggu persiapan 17 Agustus di IKN.
Saat ditanya soal keberlanjutan proyek IKN, Budi Arie menegaskan bahwa pembangunan IKN merupakan program jangka panjang yang tidak cukup memakan waktu 10 tahun, melainkan 20 hingga 30 tahun.
"Isu ini juga penting, bagian concern kita sebagai bangsa, untuk terus melanjutkan apa yang sudah dicanangkan pemerintahan sebelumnya," kata dia.