Selasa 30 Jul 2024 10:49 WIB

Terimbas Boikot, Laba McDonald Anjlok, Pertumbuhan Turun, Terpukul di Timteng Hingga RI

Penurunan juga ditengarai oleh harga jual McD yang semakin mahal.

McDonald terpukul boikot.
Foto:

Perusahaan dan para pesaingnya sekarang menawarkan diskon untuk menarik kembali pelanggan. Kesepakatan $5 untuk sandwich, nugget ayam, kentang goreng, dan minuman yang diluncurkan McDonald's di AS akhir bulan lalu diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

McDonald's memiliki lebih dari 40.000 restoran di lebih dari 100 negara. Sekitar 41 persen dari pendapatannya sebesar 25,5 miliar dolar AS pada tahun lalu berasal dari AS.

Sementara penjualan internasional menurun lebih dari 1 persen. Perusahaan baru-baru ini memperingatkan bahwa perang di Gaza telah merugikan bisnisnya di beberapa negara Timur Tengah, serta Indonesia dan Malaysia.

Penjualan juga terjadi lebih rendah di Prancis dan Tiongkok, tempat di mana Kempczinksi mengatakan bahwa McDonald's menghadapi persaingan yang agresif.

Dilansir dari laman Reuters, perusahaan seperti McDonald's dan Starbucks (SBUX.O), menderita akibat boikot konsumen terkait dengan perang Gaza, yang berdampak pada penjualan mereka di pasar Timur Tengah.

Namun, McDonald's tetap berpegang pada anggaran belanja modalnya hingga $2,7 miliar, dengan lebih dari setengahnya dialokasikan untuk restoran baru di AS dan pasar internasional.

Perusahaan memperoleh laba $2,97 per saham berdasarkan penyesuaian pada kuartal kedua. Angka itu meleset dari ekspektasi $3,07 per saham.

Sementara itu, Saham McDonald's ditutup naik 3,7 persen pada Senin (29/7/2024) karena pasar bereaksi terhadap penurunan penjualan, yang "sedikit lebih baik dari yang dikhawatirkan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement