REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengungkapkan PKB bukan partai yang ditujukan untuk kepentingan Nahdlatul Ulama (NU) saja. Pria yang akrab disapa Gus Imin itu menyebut PKB hadir untuk Indonesia.
Gus Imin menyatakan dari awal PKB didirikan, disusun dan dibuat dari NU untuk diabdikan untuk rakyat dan bangsa Indonesia.
"Jadi bukan untuk NU pribadi, tapi seluruh bangsa Indonesia, tapi untuk berkibarnya merah putih bagi kejayaan Indonesia," kata Gus Imin dalam keterangan pers pada Jumat (27/7/2024).
Hal itu disampaikan Gus Imin saat memberikan pembekalan kepada seluruh anggota legislatif PKB dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau. Pembekalan itu digelar dalam Sekolah Pemimpin Perubahan Wilayah 4 di Berastagi, Karo, Jumat (26/7/2024).
Dalam kegiatan itu, Gus Imin lantas meminta anggota legislatif non-Muslim yang mengikuti Sespim Perubahan tersebut untuk angkat tangan.
"Ini membuktikan PKB untuk seluruh rakyat Indonesia. Karena itu mari kita niatkan setiap kelelahan yang kita abdikan, setiap waktu yang akan kita habiskan semuanya benar-benar untuk kepentingan rakyat Indonesia. Dengan niat yang tulus karena merah putih kita tidak terbang karena dipuja, tidak tumbang karena dihina," ujar Gus Imin.
Gus Imin menyinggung diversitas di tubuh PKB saat ini. Gus Imin menyebut Caleg PKB yang berhasil mendapat kursi di Pileg 2024 berasal dari berbagai daerah se-Indonesia.
"Di tangan pemimpin PKB bukan hanya dari Sumatera Utara, bukan saja dari Riau, dari Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, tapi masa depan PKB seluruh Indonesia bergantung para pemimpin-pemimpin ini semua," ujar Gus Imin.
Gus Imin juga mendorong persatuan di kalangan internal PKB yang berasal dari berbagai daerah.
"Semuanya kita sama dan menyatu, dari Aceh sampai Papua. Seorang pemimpin PKB di Aceh satu kesatuan dengan seorang pemimpin di Papua," ucap Gus Imin.
Namun, Gus Imin mengingatkan setelah terpilih menjadi anggota legislatif, mereka bukan saja memikul mandat pemilih, tetapi mandat seluruh rakyat Indonesia.
"Buat apa kita hadir, hidup dan tumbuh sukses tapi cuma untuk mengukir sejarah sendiri. Mungkin mulia, mungkin masuk surga, tetapi tidak mendapat surga tertinggi. Karena itu yang dulu niatnya jadi DPR karena nganggur, karena kepingin, mari niat itu kita naikkan untuk memperjuangkan mandat bangsa Indonesia," tegas Wakil Ketua DPR RI ini.