Jumat 26 Jul 2024 05:35 WIB

Mantan Intel Israel: Hamas Jauh dari Kata Kalah

Sejumlah tentara Israel terluka dalam berbagai serangan di Tepi Barat dan Gaza.

Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.
Foto: AP Photo/ Ohad Zwigenberg
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Klaim Perdana Menteri Israel soal mengalahkan kelompok Hamas di Gaza disangkal mantan perwira intelijen Israel. Kelompok pejuang Palestina itu disebut masih jauh dari kata kalah.

Michael Milshtein, mantan perwira intelijen militer Israel yang memimpin studi Palestina di Pusat Studi Timur Tengah dan Afrika Moshe Dayan yang berbasis di Tel Aviv, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Israel akan membutuhkan lebih banyak pasukan di lapangan di lebih banyak wilayah Gaza untuk mencapai tujuannya. bertujuan untuk melenyapkan Hamas.

Baca Juga

BACA JUGA: Gunung Gede Pangrango 'Bersalju' dan 39 Sifat Gunung yang Disebut Alquran

 

“Kami masih jauh dari tujuan menghancurkan pemerintahan dan kapasitas militer Hamas. Kami sebenarnya belum mendekati hal itu,” kata Milshtein kemarin. Namun, ia mencatat bahwa kemenangan militer murni akan mengabaikan pengaruh sosial, politik dan ekonomi kelompok tersebut. “Kami terus memperlakukan musuh yang perilakunya bersifat multidimensi hanya sebagai ancaman militer.”

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menetapkan penghancuran Hamas sebagai tujuan utama perang Israel di Gaza dan mengatakan bahwa ia tidak akan menyetujui gencatan senjata atau perjanjian pertukaran tawanan apa pun yang tidak memungkinkan Israel untuk mencapai tujuan ini.

Sementara di Gaza, pejuang-pejuang Palestina masih terus melancarkan serangan terhadap pasukan penjajahan Israel (IDF) di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sejumlah tentara penjajah dilaporkan terluka dalam serangan-serangan kemarin.

Dilansir Aljazirah, militer Israel melaporkan bahwa dua tentaranya terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza selatan. Seorang pasukan terjun payung Israel “terluka parah” pada Rabu dan seorang anggota Brigade Givati ​​juga menderita luka serius pada Selasa dalam pertempuran di selatan wilayah Palestina.

Keduanya dievakuasi ke Israel untuk perawatan, kata militer. Menurut angka terbaru yang dikeluarkan oleh militer, 683 tentara Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober dan 326 di antaranya tewas di Gaza atau di sepanjang pagar pemisah wilayah tersebut dengan Israel sejak dimulainya operasi darat Israel di daerah kantong Palestina.

Selain itu, 2.147 tentara Israel terluka sejak peluncuran serangan darat terhadap Gaza.

Tiga tentara Israel juga terluka dalam penembakan di jalan antara Qalqilya dan Nablus di Tepi Barat yang diduduki, menurut laporan media lokal. Serangan itu terjadi ketika seorang pria bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan dari sebuah kendaraan di dekat kota Azzun dan an-Nabi Elyas. Perburuan pelaku kini terus dilakukan Israel. 

Seorang perwira Israel dilaporkan meninggal karena cedera akibat sengaja ditabrak warga Palestina di Tepi Barat. Kapten berusia 24 tahun itu meninggal karena luka-luka yang dideritanya pada 14 Juli dalam serangan tabrakan mobil di persimpangan Nir Zvi di Israel tengah, kata militer Israel dalam sebuah postingan singkat di media sosial.

Seorang tentara Israel kedua terluka ringan dalam serangan itu, yang dilaporkan dilakukan oleh seorang pria Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki. Ia tertembak dan, menurut pihak berwenang Israel, kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Perlawanan berlanjut... baca halaman selanjutnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement