Jumat 19 Jul 2024 05:41 WIB

Asosiasi Ungkap Isi Chat yang Dinilai Bukan Merupakan Ancaman Driver kepada Awkarin

PAS berharap Gojek meninjau kembali sanksi putus mitra terhadap Fikri Kharisma.

Rep: Gumanti Awaliyah, Muhammad Nursyamsi/ Red: Andri Saubani
Oknum driver Gojek yang berseteru dengan Awkarin meminta maaf.
Foto: Dok. Instagram/@narinkovilda
Oknum driver Gojek yang berseteru dengan Awkarin meminta maaf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik antara selebgram Karin Novilda alias Awkarin dan driver Gojek bernama Fikri Kharisma berujung sanksi putus mitra. Asosiasi taksi dan ojek daring yang tergabung dalam Perkumpulan Armada Sewa (PAS) Indonesia berharap Gojek bisa mengevaluasi ulang sanksi terberat terhadap Fikri itu. 

"Saya berharap Gojek dapat mempertimbangkan kembali sanksi yang telah diberikan kepada saudara Fikri selaku mitra Gojek," ucap Ketua Umum PAS Indonesia Wiwit Sudarsono saat dihubungi Republika, Kamis (18/7/2024).

Baca Juga

Wiwit mengaku telah melihat hasil investigasi dan mediasi oleh Gojek yang menyebut adanya ancaman dari Fikri kepada Awkarin. Wiwit pun menilai tidak ada unsur kata-kata yang mengancam dalam riwayat percakapan (chat) antara Fikri dan Awkarin.

"'Panggil teman-teman Lu yang cowok, kita ketemuan', itu bisa saja agar teman-teman cowok selebgram itu bisa menjadi penengah atau diajak ngopi. Ancaman itu kalau driver ojol melakukan chat yang kata-katanya dapat membahayakan keselamatan selebgram tersebut," sambung Wiwit.

Wiwit meminta Gojek lebih jernih dalam melihat persoalan di lapangan. Terkadang, lanjut Wiwit, banyak persoalan yang tidak murni karena kesalahan driver ojol, melainkan juga pelanggan.

Wiwit mengingatkan mitra tersebut memiliki keluarga yang menggantungkan hidupnya dari ojol. Wiwit mengatakan aplikator bisa tumbuh besar tak hanya karena kontribusi pelanggan, melainkan juga perjuangan mitranya di lapangan.

"Dalam kasus ini, pelanggan juga salah, tidak menjawab telepon dari driver meskipun hanya selisih tiga menit," ucap Wiwit.

Wiwit menjelaskan pengambilan pesanan makanan melewati sejumlah proses yang cukup panjang. Wiwit mengatakan, driver harus antre cukup lama bahkan kerap membayar biaya parkir.

"Waktu tiga menit bagi driver ojol sangat berharga karena order Gofood itu lebih banyak memakan waktu, apalagi kalau driver mengejar insentif yang diberikan aplikator yang berbatas waktu, misal dari jam 09.00 - 21.00 harus mendapatkan 20 orderan," lanjut Wiwit.

Wiwit juga meminta pelanggan tidak asal dalam memberikan penilaian. Banyak driver, lanjut Wiwit, yang mengeluh karena mendapat bintang satu tanpa alasan yang jelas.

"Customer juga harus tahu arti bintang dalam memberikan penilaian, lebih baik tidak usah kasih bintang kalau tidak tahu maksudnya daripada asal kasih bintang," kata Wiwit.

Seorang driver ojol, Prima, berharap kasus ini tidak menyurutkan kepercayaan masyarakat terhadap ojol. Prima mengatakan peristiwa yang melibatkan publik figur memiliki dampak terhadap ojol lain.

"Dengan kejadian itu banyak driver Gojek tertimpa dampaknya orderan sepi karena mungkin costumer takut pesan dan mendapat perlakuan serupa," ucap Prima.

Pria berusia 25 tahun itu menilai hal ini akan merugikan banyak driver yang menggantungkan hidupnya dari ojol tersebut. Prima juga berharap Gojek memiliki perhatian yang sama untuk customer maupun driver.

Prima mencontohkan sistem penilaian bintang 1 yang diberikan pelanggan mendapat respons yang cukup cepat dari Gojek. Respons tersebut berbeda saat driver memberikan komplain terhadap customer.

"Driver juga bisa kasih bintang ke customer, tapi keluh kesah driver selalu slow respon dibandingkan costumer," ucap Prima.

photo
Tarif ojek online (ojol) di Jabodetabek naik. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement